Catatan Egy Massadiah dari Geneve
TRIBUNNEWS.COM - "Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita". Kata kata itu menjadi kalimat penutup pidato Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB) Doni Monardo dalam acara Global Platform For Disaster Risk Reduction di Geneva Switzetland, Kamis 16 Mei 2019 pukul 10.45 waktu setempat.
Egy Massadiah staf khusus Kepala BNPB yang turut serta dalam rombongan melaporkan dari Geneva, bahwa pernyataan Ka BNPB tersebut disampaikan dalam forum khusus Working Session Build Back Better & World Reconstruction Conference Outcomes, di Ruangan 4.
Forum bergengsi yang membahas pencegahan dan penanggulangan bencana ini diadakan setiap dua tahun. Pada tahun 2017 yang lalu berlangsung di Cancun Mexiko.
Adapun kali ini diikuti sekitar 4000 peserta yang datang dari 150 negara.
Baca: Pidato Doni Monardo di Geneva Pentahelix Jiwa Gotong Royong Pancasila
Di depan ratusan hadirin, Doni memaparkan strategi pencegahan dan penanggulangan bencana di Indonesia.
Kata kuncinya ada pada bagaimana mengenali ancamannya dan menyiapkan strategi.
"Tiap tiap daerah memiliki ancaman bencana yang spesifik dan berbeda satu dengan yang lainnya.
Pemerintah dan semua otoritas yang memiliki kewenangan wajib untuk mengenali secara detail ancaman bencana yang berpotensi melanda daerah tersebut. Dengan mengenali ancamannya, maka kita mesti menyiapkan strateginya.
Di sinilah berperan penting kearifan lokal, lokal wisdom, kerjasama serta nilai nilai gotong royong " ungkap Doni Monardo yang pernah menjabat Pangdam XVI Pattimura.
Lebih lanjut Doni menjelaskan bahwa penanggulangan bencana di Indonesia mendapat perhatian khusus dan serius dari pemerintah.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai pemegang kekuasaan tertinggi terhadap angkatan bersenjata telah menginstruksikan seluruh lembaga dan pemangku kepentingan terkait untuk menerapkan kebijakan dalam memperkuat Kesiapsiagaan Bencana di Indonesia, yang mencakup enam hal.
Yang pertama, perencanaan pembangunan daerah harus berlandaskan aspek-aspek pengurangan risiko bencana.
Kedua pelibatan akademisi dan pakar-pakar kebencanaan secara massif untuk memprediksi ancaman, mengantisipasi, dan mengurangi dampak bencana, serta sosialisasi hasil-hasil kajian dan penelitiannya.