Apakah pihak-pihak yang menyusup itu para pendukung Prabowo sendiri? Kita tidak tahu. Sebab, orang-orang dekat Prabowo seperti Fadli Zon dan Dahnil Anzar Simanjuntak, bahkan Prabowo sendiri membantah terlibat dalam aksi demo yang anarkis itu.
Namun di sisi lain, mantan Komandan Jenderal Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko ditangkap dan ditetapkan Polri sebagai tersangka kasus penyelundupan senjata.
Plus, polisi menemukan mobil ambulans berlogo Partai Gerindra dari Tasikmalaya, Jawa Barat, berisi batu-batu yang kemudian digunakan para demonstran untuk melempari petugas.
Sinyalemen adanya penyusup ini mengingatkan kita akan strategi Sun Tzu (545-470 SM), seorang jenderal, ahli strategi militer, dan filsuf asal Tiongkok Kuno. Strategi ke-3 dari 36 Strategi Sun Tzu menyatakan, ”Pinjam tangan seseorang untuk membunuh, atau bunuh musuh dengan pisau pinjaman, atau serang musuh dengan menggunakan kekuatan pihak lain.”
Strategi ini pernah diterapkan Ken Arok (1182-1247) ketika membunuh Tunggul Ametung, akuwu Tumapel, dengan sebilah keris yang dicuri dari Kebo Ijo, yang kemudian mengantarkan Ken Arok ke takhta sebagai raja pertama Singasari yang bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi (1222-1247)).
Bila kerusuhan di Petamburan meluas dan berlanjut chaos dan kemudian pemerintahan Jokowi tak mampu mengatasinya, maka mereka akan mengambil alih kekuasaan alias coup de etat (kudeta).
Hal itu juga mengingatkan kita akan strategi ke-5 dari 36 Strategi Sun Tzu, yakni, “Gunakan kesempatan saat terjadi kebakaran untuk merampok pihak lainnya.”
Pun mengingatkan kita akan strategi ke-20 dari 36 Strategi Sun Tzu, yakni, “Memancing di air keruh.”
Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka. Buatlah sesuatu yang tidak biasa, aneh, dan tak terpikirkan sehingga menimbulkan kecurigaan musuh dan mengacaukan pikirannya. Musuh yang bingung akan lebih mudah untuk diserang.
Sun Tzu versus Sun Tzu
Di sisi lain, kita mengapresiasi langkah pemerintah, dan Polri yang dibantu Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dapat segera mengendalikan keadaan, sehingga kerusuhan 11, 12 dan 13 Mei 1998 tak terulang kembali.
Beredar rumor, bila pada 21, 22 dan 23 Mei 2019 lalu terjadi kerusuhan, maka itu merupakan siklus 20 tahunan di Indonesia.
Untuk menghadapi lawan-lawan politiknya yang menggunakan strategi Sun Tzu, hendaknya Jokowi pun menggunakan strategi dari filsuf ahli perang itu, atau Sun Tzu versus Sun Tzu.
Misalnya, strategi ke-13 dari 36 Strategi Sun Tzu, yakni “Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya. Ketika kita tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan. Perilakunya akan membongkar strateginya.”