Yang mencengangkan persaingan antar kelompok ini untuk mencoreti atau menggambari dinding-dinding yang sangat sulit untuk dicapai.
Dalam perjalanan dari bandara Internasional Rio de Janeiro ke pusat kota, saya awalnya memahami gambar-gambar dengan pola acak yang tertera di hampir semua dinding sepanjang perjalanan sebagai cap dari perusahaan yang mendirikan bangunan tersebut.
Atau semacam gambar permanen pada lempengan keramik. Tapi saya menjadi tak yakin sebab polanya tak konsisten. Sebuah hotel berlantai 15 tercoret grafiti dari bawah hingga ke dinding lantai paling atas.
Dinding jembatan gantung yang membentang diatas sungai juga dipenuhi coretan grafiti khususnya pada bagian yang sulit seperti tiang penyangga kabel raksasa yang menjulang puluhan meter.
Semakin sulit tempat coretan semakin diburu untuk dicoreti. Ini juga sebagai isyarat bagi kelompok lainnya akan dominasi mereka.
Beberapa pekan sebelum saya tiba di Rio media memberitakan seorang gadis tewas terjatuh dari ketinggian sebuah apartemen saat menggambar grafiti.
Rio sebuah kota muram.
Laporan Anggota DPR RI Akbar Faizal dari Brazil