Kecantikan Heloisa kini hanya tertulis dalam lirik lagu sebab kota Rio bahkan setiap hari terluka oleh grafiti.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), grafiti adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume yang menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu menggunakan cat semprot atau apa saja yang bisa menghasilkan bentuk gambar di dinding.
Hampir tak ada sudut kota yang bebas dari coretan.
Pagar jalan utama, jembatan gantung, dinding hotel bahkan tembok gereja pun penuh grafiti yang sebenarnya lebih menyerupai coretan acak-acakan tanpa makna.
Beberapa gambar memang hadir dalam permainan warna dan bentuk yang bisa diterjemahkan semisal gambar wanita, tulisan tentang klub bola kesayangan Rio.
Tapi coretan gambar menyerupai tulisan yang menjadi kajian para arkeolog di penggalian situs-situs kota Yunani dan Mesir membuat kota ini terlihat muram setiap hari.
Teror psikologis menjadi sempurna di malam hari.
Pesan Dubes Eddy Yusuf, orang Bandung yang menyelesaikan fakultas ekonomi di Unha kepada anggota rombongan kami agar menghindari daerah-daerah tertentu apalagi jika berniat berjalan sendiri.
Banyak kisah tentang perampokan terbuka di siang hari.
Arloji mahal istri seorang pejabat tinggi dari Jakarta dirampok secara terbuka di siang hari meski sasaran utamanya adalah tas yang berhasil dipertahankannya.
Rio adalah kisah tentang sebuah kota yang sangat keras. Kisah kehidupan di Favela —perkampungan kumuh miskin yang tersebar di pinggir kota terutama di perbukitan sekitar kota Rio— yang brutal selalu menarik untuk dibaca dan menjadi ciri khas Rio.
Puluhan Favela yang bertumbuh mengepung Rio bahkan sejak tahun 1800 menyempurnakan penderitaan Kota ini.
Favela adalah sarang penjahat yang melakukan berbagai kejahatan dari narkoba, perdagangan seks hingga pembunuhan. Perang antar geng atau antara polisi dan geng kerap terjadi.
Beberapa Favela besar seperti Rocinha, Alemao, Vidigal atau Parada de Lucas dikenal sebagai daerah yang seakan tak tersentuh hukum.