Sekadar diketahui, sistem komunikasi Very High Frequency (VHF) maupun Ultra High Frequeny merupakan static frequency dan digunakan untuk jarak dekat (batas horizon/line of sight). Jarak jangkauannya tidak lebih dari 1,2 kali akar ketinggian pesawat. Sinyal VHF memancar lurus menembus lapisan ionosphere atau dalam kata lain tidak dipantulkan.
Begini kurang lebih percakapan antara Letkol Penerbang Agus "Wolverine" Dwi, Alumni Akabri Udara 2002 dengan dengan Wapres Jusuf Kalla.
Awalnya penerbang tempur Agus “Wolverine” Dwi menyapa dan berbicara dari ruang kokpit, “Assamaulaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Yang terhormat Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia beserta rombongan. Kami dari Unit Flight 3 F-16 Fighting Falcon dengan bangga mengawal penerbangan “Indonesia-2”.
Atas nama keluarga besar Lanud Iswahyudi kami menghaturkan ucapan terima kasih atas kepemimpinan bapak selama menjadi Wapres RI. Semoga senantiasa dikaruniai kesehatan dan keselamatan. Amin.”
Tak lama kemudian, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menjawab komunikasi udara itu dari dalam pesawat kepresidenan. Dengan nada agak santai dan aura kebapakan, JK berkata, “Ya, saya Jusuf Kalla di sini, Wakil Presiden.
Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan juga tentu pengabdian anda. Dan hari ini saya berbangga dikawal oleh anda semua, dan saya yakin kekuatan negara kita terjaga dengan baik oleh anda semua. Terima kasih atas pengawalannya.”
Video pengawalan JK dengan pesawat tempur itu kemudian viral di sosial media. Sejumlah netizan berkomentar dan merasa terharu sekaligus bangga seusai menyimak video tersebut.
Bersahaja
Lain lagi cerita Egy Massadiah. Wartawan senior dan penulis ini sudah lima kali mendampingi JK saat memimpin delegasi Indonesia mengikuti Sidang Umum PBB (2015-2019).
Egy sangat terkesan dengan kebersahajaan JK. Selama dua minggu di New York, markas PBB, Jusuf Kalla sangat santai bahkan banyak menanggalkan tata protokoler.
Misalnya, untuk menuju markas PBB, JK mengajak seluruh anggota delegasi untuk berjalan kaki dari hotel tempat menginap. Kebetulan, jaraknya pun tidak terlalu jauh. Lebih praktis, hemat waktu, dan menyehatkan dengan berjalan kaki.
Bukan hanya itu. JK juga sangat perhatian. Ia selalu mengabsen rombongan ketika jam makan tiba. Baik saat makan bersama di kantin PBB maupun saat makan di kafe atau restoran dekat hotel tempat menginap.
"Istilahnya Pak JK itu tak pernah bertanya apakah kamu sudah makan, tapi langsung dengan kalimat ajakan MARI KITA MAKAN," ungkap Egy yang juga wartawan senior.
“Banyak sekali kesan saya dengan Pak JK, beliau itu original, spontan dan tak berpura pura,” tambah Egy Massadiah yang kini menjabat Tenaga Ahli Kepala BNPB. (*)