News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Sepuluh Kelemahan Kesebelasan Nasional Indonesia (Bagian 4)

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain Timnas Indonesia (merah) saat melawan Timnas Vietnam pada laga keempat Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia Grup G di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Selasa (15/10/2019) malam. Timnas Indonesia dipermalukan Timnas Vietnam 1-3. Tribun Bali/Rizal Fanani

Penulis: Wina Armada Sukardi

ADA 10 kelemahan kesebelasan Indonesia. Tanpa pembenahan kesepuluh kelemahan ini, tim Indonesia tidak bakal pernah berjaya.

Berikut 10 kelemahan kesebelasan Indonesia.

(5) Kurang memanfaatkan sport science atau olah raga ilmiah

Dalam mengejar prestasi kesebelasan nasional masih sangat minim memakai sport science atau olah raga ilmiah.

Tim atau kesebelasan nasional Indonesia masih tertinggal dari banyak negara lain.

Negara lain sudah menerapkan olah raga ilmiah dalam meningkatkan daya tahan fisik pemain dan melihat kondisi pemain sekaligus menentukan pemain mana yang dipilih untuk diturunkan dalam pertandingan berdasarkan tinjauan ilmiah, di samping kepentingan strategi.

Dengan cara ini akan terlihat keadaan daya tahan pemain di kurun waktu terakhir, bagaimana kondisi daya tahannya dan apakah memang dia layak diturunkan atau tidak.

Berdasarkan catatan kondisi fisik pemain, tim pelatih menentukan program fisik untuk tiap-tiap pemain, di samping latihan yang bersifat umum.

Sedangkan bagi pemain yang daya tahan tubuhnya sedang tidak baik, pasti mereka disingkirkan dari pilihan.

Baca: Sepuluh Kelemahan Kesebelasan Nasional Indonesia (Bagian 1)

Dengan cara ini pemain yang diturunkan dapat dipastikan kondisi pemain siap tempur, tidak seperti pemain Indonesia yang menurunkan pemain yang secara fisik sebenarnya tidak siap tanding.

Begitu juga selama tanding para pemain dipasang alat pantau sehingga ketahuan berapa kilometer larinya, kecepatannya dan seterusnya.

Dari data itu dapat diketahui bagaimana kinerja pemain. Ini jadi bahan evaluasi buat pemain bersangkutan.

Kesebelasan kita masih ketinggalan zaman.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini