News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Mendengar Rocky 'Menggerung'

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyudi Sutajah Putra.

Melalui putusan Nomor 013-022/PUU-IV/2006 Mahkamah Konstitusi (MK) telah membatalkan pasal-pasal penghinaan terhadap Presiden, yakni Pasal 134, 136 dan 137 KUHP karena tidak sesuai dengan konstitusi, salah satunya Pasal 28 UUD 1945 yang menjamin kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya.

Apa yang diraungkan Gerung itu bagi penulis memang sekadar kritik belaka. Presiden Jokowi juga mungkin tahu itu, sehingga Istana pun sepertinya adem-ayem saja. Yang kebakaran jenggot justru PDIP.

Bila semua pengkritik Presiden, apalagi kritik itu disampaikan dalam forum diskusi yang semestinya ilmiah dipolisikan, betapa hotel prodeo di negeri akan penuh sesak oleh para pengkritik.

Di sisi lain, rencana pelaporan ke polisi atas Rocky itu juga berarti akan memberikan panggung baru bagi bujangan itu.

Dia akan lebih menggerung di atas panggung.

Cermati saja saat Rocky menyatakan bahwa kitab suci itu fiksi. Ketika banyak dihujani kritik bahkan sampai dicaci-maki, ia justru seolah menemukan panggung baru untuk beraksi.

Untung saja ia ada di kubu lawan Jokowi, sehingga meskipun dianggap melecehkan kitab suci, tidak sampai didemo hingga berjilid-jilid seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Ceritanya mungkin akan lain bila Rocky ada di kubu Jokowi.

Bandingkan pula dengan Jafar Shodiq yang dalam ceramahnya yang viral di media sosial mengibaratkan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin sebagai, mohon maaf, babi. Jafar Shodiq dikabarkan ditangkap polisi, Kamis (5/12/2019) dini hari.

Padahal, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonaktif itu dikabarkan sudah memaafkannya. Ini berbeda kasusnya dengan Rocky Gerung.

Maka benar kata Mahfud Md. Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan itu mengaku tak pernah tertarik dengan pernyataan-pernyataan Rocky. Sebab, makin dilayani makin menjadi.

Pun, publik tampaknya perlu memahami back ground (latar belakang) Rocky sebagai dosen.

Tanpa bermaksud mendegradasi marwah dosen atau guru, salah satu kelemahan seorang pendidik adalah suka merasa benar sendiri.

Rocky pun demikian, suka mengenakan kacamata kuda dalam melihat sebuah persoalan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini