News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Belajar dari Kekalahan di Final Lawan Vietnam

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapten Timnas Indonesia U-23, Andy Setyo Dibayang-bayangi Pemain Belakang Vietnam dalam laga final SEA Games 2019 (Harry Prasetya/superball.id)

Oleh:
Wina Armada Sukardi
Kolomnis Sepak Bola

Di TENGAH tiupan optimisme sebelum final Sea Games antara tim sepak bola Indonesia Indonesia lawan Vietnam dimulai, kepada banyak rekan dan penggemar sepak bola, saya sudah lebih dahulu menegaskan, kalau kesebelasan Indonesia “tidak mengubah total cara bermainnya” dan masih bermain seperti pertandingan pertama lawan tim Vietnam di babak penyisihan group, Indonesia bakal keok sedikitnya dengan selisih dua gol.

Tentu saja, dalam suasana penuh optimistis saat itu, pendapat saya seperti lagu sumbang yang menyakitkan telinga pendengarnya.

Tapi karena saya berangkat dari data, fakta dan analisis kuat, saya tak mengubah pendapat saya itu.

Rupanya “prediksi” saya terbukti benar. Indonesia dihajar dan dipermalukan habis Vietbam dengan kekalahan telak 3 - 0!

Segala impian indah lenyap sudah.

Walaupun dalam hati sebelum pertandingan saya tetap menginginkan Indonesia menang, dan mengharapkan data dan analisis saya lah yang salah, namun kekalahan yang menimpa kesebelasan Indonesia dari Vietnam di final, bagi saya juga tidak mengejutkan.

Ini bukan perkara tidak nasionalisme. Juga bukan lantaran wasit yang memimpin pertandingan sangat buruk, walaupun wasitnya memang rada bebal.

Berbagai pelanggaran oleh pemain Vietnam yang harusnya diberikan kartu merah malah tidak diberikan kartu kuning sekalipun.

Demikian pula bukan karena Evan Dimas dikasari sampai cedera dan perlu diganti sehingga mengubah ritme permainan kita, sementara pelakunya dibiarkan tanpa sanksi apapun. Bukan, bukan itu.

Hal itu pasti ada pengaruhnya, tetapi tetap bukan penyebab utama kekalahan kita.

Kekalahan kesebelasan Indonesia semata-mata dan terutama memang karena cara bermain tim Indonesia yang salah dan tidak berubah ditambah dengan strategi pelatih Indra Safri di final yang keliru.

Pemain Belakang Timnas Indonesia U-23, Asnawi Mangkualam mencoba melewati dua pemain belakang Vietnam dalam laga final SEA Games 2019 (Harry Prasetya/superball.id) (Harry Prasetya/superball.id)

Vietnam Menanti dengan Senang

Dua kali Indonesia lawan Vietnam, dua kali pula Indra Safri menerapkan cara bermain dan strategi yang tidak tepat.

Pada pertandingan pertama, Indonesia menerapkan strategi yang sama dengan kala mengalahkan Thailand dan Singapura.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini