Menpora sangat perihatin dengan kondisi para mantan atlet. Tetapi untuk tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, maka langkahnya sangat ketat sebelum melangkah.
Mantan pemain nasional dan ikon di masanya, Rully Neere, sahabat saya sejak kami sama-sama bermain dalam berbagai turnsmen di tingkat SMA, saya kontak. Rully mengatakan Heli-lah yang jadi motor.
"Pak Ronny Tanuwijaya yang pertama memberikan bantuan dan telah saya sampaikan, " lanjut Heli.
"Awalnya mas Budi menolak. Tapi, saya bilang jangam begitu. Alhamdulillah beliau akhirnya mau juga," katanya lagi.
Ronny Tanuwijaya adalah seorang pengusaha yang gila bola. Dia sering kali mengumpulkan mantan pemain untuk diajak main.
"Mereka kan para bintang, kalau ujug-ujug dikasih duit, bisa tersinggung meskipun sesungguhnya mereka membutuhkan. Ya, saya ajag mainlah biar sama-sama happy," tutur Rotan, begitu saya menyapanya, saat ditanya apa alasan di balik kegiatannya itu.
Hebatnya, Rotan bukan hanya mengajak main di dalam kota, tapi tidak jarang ke luar kora dan luar negeri.
Sementara Budi Santoso adalah pemain sezaman dengan Waskito, Abdul Kadir, Jacob Sihasale, Sutjipto Suntoro dan lain-lain. Dan bukan hanya Budi Santoso yang mengalami kesulitan, masih banyak lainnya.
TINGGALÂ DI GUBUK
Saat ini mantan pemain belakang Persebaya itu tinggal sendirian di sebuah rumah petak.
"Cuma pake dinding triplek. Ngenes aku," lanjut Herli.
Masih kata Herli, ukuran rumah atau tepatnya gubuk yang ditempatinya ukurannya 2 x 3 meter saja. Istrinya sudah meninggalkan dia beberapa lebih dulu. Jadi Budi hanya tinggal sendirian di gubuk itu.
Heli, Rully Neere, dan banyak mantan pemain yang hingga hari ini terus bahu-membahu untuk membantu teman-teman mereka yang tidak beruntung.
Kabar terakhir, mantan gelandang nasional elegan Junaedi Abdillah dari klub Indonesia Muda itu sedang menderita sakit juga.