Sontak, Cak Imin pun dicap sebagai si Malin Kundang, bahkan Brutus. Maklum, ia yang saat itu baru berusia 26 tahun tiba-tiba melejit menjadi Wakil Ketua DPR.
Cak Imin pun kemudian menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Semua itu tentu tak lepas dari jasa Gus Dur, sang paman.
Baca juga: Wakil Ketua Umum Pede Banyak Kader PAN akan Join Partai Ummat
Lalu, apa kata Cak Imin? "Saya tidak melawan Gus Dur. Tapi PKB akan saya bersihkan dari orang-orang yang mengganggu," katanya.
Alhasil, hingga kini PKB masih dalam genggaman Cak Imin.
Partai Demokrat pun setali tiga uang. SBY yang namanya tidak tercatat dalam 99 orang pendiri akhirnya menguasai partai ini.
Bahkan ia sempat mendaftarkan hak paten logo Mercy partainya atas nama pribadi.
Banyak pendiri PD yang kemudian tersingkir. Sebaliknya, SBY hendak melanggengkan kekuasaannya di PD dengan "mewariskan" takhta Ketua Umum ke putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono, setelah putra keduanya, Edhie Baskoro Yudhoyono sempat menjadi Sekretaris Jenderal dan kini Wakil Ketua Umum PD, serta tetap menjabat Ketua Fraksi PD di DPR. Fenomena Malin Kundang pun terjadi di PD.
* Karyudi Sutajah Putra, Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI), Jakarta.