News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Kepiting untuk Kelestarian Bakau Enggano

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mengendarai sepeda motor trail Kawasaki KLX 150 milik Kodim 0423/Bengkulu Utara, Doni Monardo dan rombongan blusukan masuk hutan di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

Seketika terlintas di benaknya, suasana yang kontras saat mengunjungi Cilacap, dalam kapasitas sebagai Kepala BNPB Desember 2020. Ia melihat bakau di sana rusak dicuri tangan-tangan tak bertanggung jawab.

"Di Enggano, saya lihat mangrove-nya sangat terjaga. Tolong pak camat, jangan sampai ada warga yang menebang mangrove," pesan Doni kepada Camat Susanto.

Camat Susanto pun mengisahkan, masyarakatnya sangat menjaga hutan mangrove yang ada.

Terlebih setelah tahun 2015 datang tim LIPI ke Enggano yang juga menyampaikan pesan sama seperti yang dikatakan Doni, yakni menjaga keutuhan hutan mangrove.

Ditambah, adanya adat-istiadat warisan nenek-moyang yang memang selaras.

Adat Enggano melarang masyarakat menebang pohon bakau serta melarang warga membuka kebun yang berjarak lebih dari 3 km dari badan jalan utama.

Adat lain yang masih dijaga adalah larangan menangkap penyu pada saat pesta pernikahan atau pesta adat.

Kesepakatan itu terjaga betul berkat struktur adat yang ada di bawah kendali pemimpin tertinggi suku-suku yang ada, yang disebut Paabuki. Paabuki dipilih oleh para kepala suku untuk masa jabatan 6 tahun.

Ekosistem Mangrove

Jika menelisik dokumen penelitian LIPI di Enggano, bisa kita temukan kajian Ary Prihandyanto Keim.

Peneliti LIPI itu mengatakan bahwa ekosistem mangrove merupakan ujung tombak pelestarian Pulau Enggano. Disebutkan pula, jika mangrove rusak, maka keseluruhan ekosistem Pulau Enggano juga akan terganggu.

Selama ini, ekosistem mangrove di Pulau Enggano berfungsi menjadi benteng penahan gelombang laut.

Luas hutan mangrove keseluruhan lebih dari 1.700 hekatare.

Hasil penelitian LIPI tahun 2015 juga sudah menyebutkan kepiting, udang, ikan karang, sebagai bagian dari ekosistem mangrove Enggano.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini