Oleh Moch S Hendrowijono
PANDEMI Covid-19 yang meledak pada dua tahun silam, ternyata membawa berkah, terutama bagi kehidupan manusia di masa mendatang. Selain orang semakin sadar akan pola hidup sehat dan bugar, cara mereka berinteraksi juga punya alternatif.
Di kota yang sibuk dan macet, pertemuan online justru membawa kepraktisan dan kecepatan. Jika sebagian besar pekerjaan di sebuah perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu ke kantor, hal itu secara jelas membawa efek efisiensi dan efektivitas.
Tidak terbayangkan, betapa bisnis online sedemikian booming, hingga sejumlah perusahaan konvensional banting setir ke dunia digital. Rumah sakit yang merupakan sentra paling berisiko terhadap penyebaran virus Covid-19 menata diri.
Baca juga: Update Harga HP Samsung April 2022, Galaxy A23 hingga Galaxy A53 5G
Menjaga jarak yang dikombinasikan dengan pemanfaatan digitalisasi dan pemutakhiran data menjadi layanan SOP yang kemudian suka tidak suka diikuti oleh pengunjung.
Sejumlah bidang melakukan otomasi agar proses produksi tetap berjalan, namun dapat dikendalikan dari jauh.
Kepolisian meningkatkan upaya minimalisasi petugas di lapangan, digantikan dengan peran kamera ETLE, yang besar kemungkinan akan membawa pemantauan lalu lintas jalanan berbasis artificial intelligence (AI).
Perubahan evolusioner ini sebenarnya baru di tahap awal. Namun pola aktivitas serba online dan digital ini akan meruyak ke segala bidang. Indikasinya ditandai kenyamanan manusia menjalankan beberapa sisi kehidupannya secara lebih praktis juga ekonomis.
Uji coba beberapa kali
Saat ini kecepatan rata-rata unduhan broadband di Indonesia (menurut GSMA) hanya sebesar 14,78 Mbps yang disediakan lewat 4G/LTE, yang sebenarnya hanya cukup untuk kebutuhan retail atau perorangan. Mungkin juga masih cocok untuk sejumlah layanan online bagi bisnis yang tidak membutuhkan bandwidth besar.
Baca juga: Vivo T1 Pro 5G dan T1 5G Meluncur di Indonesia, Dibanderol Mulai dari Rp 2.999.000
Namun, jika membicarakan konsep Revolusi Industri 4.0 yang digaungkan pemerintah, dibutuhkan broadband yang lebih cepat dengan latensi yang lebih rendah lagi. Sama halnya dengan transformasi digital dalam konteks bisnis, kemajuan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi masa depan.
Industri memerlukan evolusi jaringan yang mampu menjadi katalisator proses produksi. Sebuah jaringan yang memiliki ciri kapabilitas high-bandwith dan tingkat latensi yang jauh lebih rendah.
Sejumlah operator di Indonesia sejak tahun silam sebenarnya telah melakukan serangkaian uji coba, terakhir 5G Telkomsel di 5G di ajang MotoGP Mandalika Maret silam. Operator satu ini telah menggunakan gelombang sangat tinggi di 26 GHz seperti yang menyemburkan kapasitas unduh di atas 6 GB yang tidak lain real 5G.
Akan tetapi tidak sama dengan operator lain. Mereka belum sepenuhnya menjalankan pada spektrum 5G, yang hanya memanfaatkan DSS (dynamic spectrum sharing), spektrum yang sama digunakan untuk teknologi berbeda, 5G dan 4G secara dinamis. Mereka juga menggunakan teknologi MIMO (multiple input multiple output).
Baca juga: Daftar Harga HP Samsung Bulan April 2022, Galaxy A23 hingga Galaxy A53 5G