Selain itu, kebiasaan masyarakat untuk melakukan kegiatan perladangan berpindah-pindah juga dapat menyebabkan kerusakan hutan.
Kerusakan hutan dan penyusutan hutan yang terjadi akibat beberapa faktor di atas dapat memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup manusia dan lingkungan.
Pertama, keanekaragaman hayati. Kerusakan hutan akibat deforestasi dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati.
Hal tersebut dikarenakan hutan memiliki lebih dari 80 % keankeragaman hayati.
Apabila hutan rusak atau hilang, maka keanekaragaman juga akan musnah atau hilang.
Selain itu, hutan juga merupakan habitat asli dari satwa dan tumbuhan.
Apabila hutan rusak, maka satwa dan tumbuhan akan kehilangan habitat aslinya, bahkan satwa dan tumbuhan tersebut dapat mati.
Kedua, erosi.
Erosi terjadi karena adanya pengikisan tanah akibat dari tidak tertutupnya tanah oleh vegetasi hutan sehingga tingkat kesuburan tanah berkurang.
Akibatnya, terjadilah bencana banjir dan tanah longsor.
Ketiga, mempengaruhi siklus air. Kerusakan hutan dan hilangnya beberapa tanaman hutan dapat menyebabkan siklus air terganggu akibat hilangnya tutupan lahan sehingga penguapan air tanah oleh pohon menjadi berkurang.
Keempat, hilangnya mata pencaharian masyarakat.
Banyak masyarakat yang tergantung kepada hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Apabila hutan mengalami kerusakan, maka masyarakat akan kehilangan mata pencaharian dan kebutuhan mereka tidak dapat terpenuhi.
Dampak lain dari deforestasi adalah perubahan iklim. Deforestasi dapat meningkatkan kadar karbondioksida di bumi sehingga menyebabkan pemanasan global (global warming).
Hal tersebut dibuktikan dengan total emisi gas di bumi sekitar 6-17 % dari total emisi global.