Rusaknya hutan akibat deforestasi dapat mengakibatkan sejumlah karbondioksida akan terlepas ke atmosfer dan akan memperparah kondisi perubahan iklim.
Hal tersebut dikarenakan hutan menjadi tempat penyimpanan dan daur ulang karbondioksida yang besar.
Deforestasi juga dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan bumi untuk menyerap kembali karbondioksida dari atmosfer karena penyerapan gas karbondioksida melalui proses fotosistesis tidak maksimal akibat dari jumlah pohon yang semakin berkurang.
Deforestasi yang terjadi telah menyebabkan banyak dampak negatif bagi kehidupan manusia dan lingkungan sehingga diperlukan adanya pencegahan yang efektif untuk menghentikannya.
Berikut pencegahan yang dapat dilakukan:
1. Melakukan sistem tebang pilih
Sistem tebang pilih dilakukan untuk menjaga keberlangsungan eksosistem hutan yang diiringi dengan penanaman kembali (reboisasi).
2. Penanaman kembali (reboisasi)
Demi tetap terjaganya keberlangsungan ekosistem hutan, maka dibutuhkan penanaman kembali agar fungsi hutan dapat berjalan dengan baik.
3. Pengembalian lahan terdegradasi
Peluang untuk memindahkan pengembangan agrobisnis ke beberapa lahan yang terdegradasi telah terbuka dan mempunyai keanekaragaman hayati dan cadangan karbondioksida yang rendah.
4. Pengawasan hutan dan penegakan hukum
Teknologi satelit merupakan teknologi yang dimanfaatkan untuk pengawasan hutan dalam rangka mengatasi deforestasi. Program teknologi satelit yang digunakan antara lain Forest Cover Analyzer, Eyes On The Forest dan Global Forest Watch 2.0. Teknologi ini dapat melihat kapan dan dimana terjadi perubahan wilayah hutan melalui internet. Selain itu, penegakan hukum oleh pemerintah juga sangat diperlukan agar masyarakat merasa jera.
Dengan melakukan beberapa hal pencegahan di atas, diharapkan dapat menurunkan angka deforestasi atau pengggundulan hutan di negara dunia, salah satunya di Indonesia.
Rizqi Nabila Ramadhani
Mahasiswa Semester: 2 Fakultas: Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya