Oleh: Riyanda Barmawi
Calon Ketua Umum PB HMI 2023-2025
TRIBUNNERS - Perkembangan zaman yang berlangsung cepat dan dinamis turut memantik dorongan kuat di kalangan anak-anak muda agar ikut mengambil peranan yang lebih substantif sebagai katalisator bagi kemajuan bangsa.
Peran anak muda sungguh menjadi sangat krusial dewasa ini dikarenakan positioning mereka sebagai tokoh masa depan yang hendak melanjutkan legacy para pendahulu.
Kecenderungan lahirnya insan-insan muda di dalam berbagai lini kehidupan merupakan kenyataan kontemporer yang telah dialami banyak negara.
Mengorbitnya pemimpin muda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak lagi menjadi suatu fenomena yang terlokalisir, melainkan fenomena yang jamak yang semakin mengkristal di aras global.
Tidak sedikit negara-negara di kawasan Eropa, Asia hingga Amerika Latin yang kini sukses mengukuhkan kepemimpinan mudah di pentas politik nasional mereka.
Pencapaian ini jelas merefleksikan sikap apresiatif publik terhadap potensi yang dimiliki generasi muda.
Oleh karenanya gejala mengorbitnya kepemimpinan muda dapat menjadi implus bagi masyarakat Indonesia untuk menyongsong arah baru bersama anak muda.
Secara historis, bangsa Indonesia sejatinya memiliki catatan panjang perihal peranan sentral dan kontribusi berharga yang dilukiskan oleh generasi muda.
Insan-insan muda layaknya Soekarno, Hatta, Yamin hingga Syahrir adalah cerminan nyata dari peran dan kontribusi mereka selaku pelopor yang sampai saat ini jasa dan pemikirannya terekam dalam benar-benar bangsa.
Maka sesungguhnya bukan persoalan jika hari ini anak-anak muda diberikan ruang dan kepercayaan untuk melaksanakan estafet keberlanjutan, di mana langkah tersebut merupakan bagian inheren dalam proses transisi menuju kepemimpinan muda, guna mewujudkan Indonesia Maju 2024 sebagai babak baru trajektori mewujudkan cita-cita luhur masyarakat adil makmur.
Kontras dengan generasi lampau, dimana pemuda tumbuh dari etape sejarah sarat krisis, baik ekonomi maupun politik. Dewasa ini, pemimpin muda tidak harus lahir dari revolusi atau peristiwa-peristiwa dramatis.
Pada era demokrasi yang kian stabil, generasi muda dapat menjadi pemimpin melalui proses politik elektoral, sebagaimana terpotret dari langkah banyak generasi muda di Pemilu 2024.
Membina dan memberdayakan potensi kepemimpinan muda bukan hanya sekedar soal preferensi politik, melainkan lebih dari itu, hal tersebut merupakan langkah distruptif terhadap sikap-sikap kepandiran yang acap kali memahami insan muda secara underestimate.
Dengan kata lain, membina potensi dari insan muda adalah keharusan manakala sebuah bangsa ingin membangun peradaban yang lebih maju, berkelanjutan, adil dan makmur.
Jalan Sejarah Indonesia Maju
Revolusi teknologi merupakan kenyataan hidup dari generasi muda hari ini. Mereka tumbuh dengan menyaksikan aneka transformasi di lingkungannya, entah itu disaksikan secara langsung maupun melalui kanal-kanal informasi.
Kondisi ini membuat anak muda mempunyai keuntungan strategis terhadap akses informasi dan teknologi.
Pemuda tidak lagi gagap akan teknologi. Pengetahuan teknologi yang sangat mendalam menjadi modal bagi anak muda untuk merumuskan solusi-solusi dengan inovasi yang dihasilkan.
Perkembangan teknologi inilah yang hendak memungkinkan anak-anak muda ikut berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Kehadiran kepemimpinan muda tentu menjadi angin segar. Hal ini sekaligus membuka ruang-ruang baru bagi generasi muda untuk mengeksplorasi potensi dan terlibat langsung menavigasi arah perjalanan bangsa menuju cita-cita Indonesia maju di 2024 mendatang.
Kepemimpinan muda semakin menemukan relevansinya di tengah dinamika zaman yang berkembang pesat dan dinamis, namun penuh tantangan.
Hal ini menjadi ujian sejarah bagi generasi muda untuk kembali menuliskan sejarahnya. Sebab, sebagaimana diungkap dalam sebuah adagium, “setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya”!
Maka dari itu momentum bersejarah ini hendaknya dimanfaatkan seoptimal dan sebaik mungkin.
Terlebih periode sejarah dewasa ini kompatibel dengan karakteristik dari anak muda yang dicirikan melalui pemikiran-pemikirannya yang visioner, energik, inovatif dan punya semangat pantang menyerah. Cara pandang ini melihat pemuda melampaui pengertian biologis: usia.
Perspektif yang hendak melihat “pemuda” melampaui pengertian biologis, menunjukkan positioning anak muda di sini ditempatkan sebagai aset, bukan sebaliknya: hanya sebagai objek dari pembangunan bangsa.
Karenanya dalam rangka menyongsong kepemimpinan milenial, sosok anak muda seyogianya mesti dipandang sebagai tokoh masa depan.
Penilaian tersebut tentunya tidak berlebihan. Karena pemimpin muda, pada dasarnya, mempunyai kemampuan yang kuat untuk mengimajinasikan masa depan yang lebih optimis dimana kesejahteraan sosial ekonomi dapat dicapai secara berkeadilan melalui kemampuan melakukan inovasi, kolaborasi dan komitmen terhadap kemajuan bangsa.
Kebijakan menuju Indonesia Maju mesti dirancang dengan baik dengan turut melibatkan segenap elemen bangsa.
Indonesia Maju 2024 adalah sebuah cita-cita yang harus diperjuangkan dan dijalankan secara konsisten, terstruktur, proporsional, sistematis dan masif. Keberlanjutan menjadi esensi dari trayek bangsa Indonesia yang sustainable.
Secara prinsip tidak ada pencapaian tanpa kerja keras, kerja cerdas dan kerja sama. Spirit ideal ini menjadi pijakan dari setiap langkah kepemimpinan milenial.
Sebagai generasi pemimpin masa depan, pemimpin muda dituntut agar konsisten mengedepankan nilai-nilai inklusivitas dan siap berkolaborasi untuk menghadapi tahun-tahun yang penuh tantangan.