News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Pintarnya Strategi Iran Merebus Katak Israel dan Amerika di Timur Tengah

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal kargo Galaxy Leader yang diyakini milik pengusaha Israel berbasis di Inggris, dikawal kapal-kapal perang Houthi di Laut Merah dalam foto yang dirilis 20 November 2023. Kapal itu disita kelompok Houthi sebagai bagian perlawanan terhadap Israel.

Posisi mereka di Yaman sangat menguntungkan. Mereka bisa meluncurkan rudal jelajah, rudal balistik, kapal tempur, dan drone ke target-target di Selat Hormuz yang sempit.

AS dan Inggris secara bersamaan menggempur apa yang mereka sebut basis-basis militer Houthi Yaman di berbagai lokasi.

Tapi usaha itu nyaris mubazir. Kelompok Ansarallah Houthi tetap tak terkalahkan. Ini membuat semua cara militer AS dan sekutunya ke Yaman tidak efektif.

Sebaliknya, rasa frustasi mulai menjangkit semua level militer AS di lapangan, yang merasa tengah bertarung bukan untuk kepentingan mereka.

Dalam gambar yang dirilis oleh Departemen Pertahanan AS, kapal induk terbesar di dunia USS Gerald R. Ford berlayar selama operasi pengisian bahan bakar di laut di Laut Mediterania timur, 11 Oktober 2023. Presiden AS Joe Biden memberangkatkan kapal induk dan kapalnya armada ke wilayah tersebut untuk menunjukkan dukungan kepada Israel, juga memperingatkan Iran yang mendukung Hamas untuk “berhati-hati.” Para pejabat AS mengatakan maskapai lain akan segera tersedia jika diperlukan. (Jackson ADKINS / Departemen Pertahanan AS / AFP)

Dalam posisi jauh di luar negaranya, semua armada militer AS di lautan Timur Tengah punya sumber persenjataa yang terbatas.  

Rudal-rudal pencegat Angkatan Laut AS tidak tidak dapat diisi ulang di laut. Situasi ini menyebabkan dalam jangka panjang akan menghancurkan moral para prajurit.

Ungkapan terbuka pernah disampaikan Kapten Chris Hill, Komandan kapal induk USS Eisenhower. Ia mengatakan, "Orang-orang (prajurit) butuh istirahat, mereka harus pulang."

Apa yang mereka hadapi setiap hari adalah ancaman drone dan rudal Ansharullah Houthi, yang seolah tidak ada habisnya.  

Di sisi lain, para elite di Washington meyakini dengan riang kekuatan mereka akan mengalahkan Houthi yang sangat menyebalkan.

Hal ini bisa dibilang merupakan langkah yang dikalibrasi dengan baik dan didukung oleh Iran yang mencapai dua tujuan.

Pertama, mengeluarkan kelompok tempur kapal induk dari Teluk Persia, dan kedua, menyeret AS ke dalam perangkap yang semakin meningkat.

Mereka saat ini ada di dalam kuali yang airnya semakin mendidih, dan tidak menyadari mereka tidak akan pernah bisa menang.

Langkah terakhir adalah ketika kesadaran muncul, tapi sudah terlambat. Mereka akan melompat keluar dari kuali dan melarikan diri dengan rasa malu.

Ini seperti yang terjadi pada 2021 di Afghanistan, ketika pasukan AS terbirit-birit kabur dari Pangkalan Bagram saat Taliban mengambil alih kekuasaan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini