AS meneguhkan sikap ambilaven dan hipokritnya menyangkut Taiwan. Mengklaim kebijakan satu China, tapi terus mempersenjatai Taiwan.
Krisis Washington-Beijing semakin meluas karena AS memperingatkan bantuan China ke Rusia menghadapi masalahnya di Ukraina.
Washington juga semakin keras terhadap aplikasi TikTok, dan kemungkinan besar akan melarang penggunaannya di semua wilayah AS.
Kelima, tentu langgengnya konflik Ukraina-Rusia, Israel Palestina, Israel-Iran, dan ketegangan AS-China, berdampak makin lamanya ketidakpastian perekonomian global.
Harga minyak mengalami dinamika paling serius melihat peta kerentanan konflik di Laut Merah dan Teluk Persia, dua jalur utama perdagangan migas dunia.
Kita akan melihat dalam beberapa pekan ke depan seperti apa skala eskalasi masalahnya, meski tidak serta merta bantuan itu akan berdampak ke Ukraina, Israel, dan Taiwan.
Secara khusus, bagi Ukraina, kucuran dana baru itu akan menggairahkan Zelensky dan elite berkuasa di Kiev, mengingat krisis yang mereka hadap di lapangan.
Pasukan Ukraina menghadapi kemunduran signifikan di berbagai front utama, akibat merosotnya ketersediaan senjata dan amunisi artileri.
Belum lagi kekurangan personal tempur akibat banyaknya tentara Ukraina yang tewas, tertangkap atau menyerah ke pasukan Rusia di garis depan.
Zelensky telah meneken UU baru yang memungkinkan upaya paksa rekrutmen warga Ukraina untuk masuk dinas ketentaraan.
Cara keras itu dilakukan Kiev karena semakin sulit menemukan warganya yang secara fisik dan mental mau bertempur melawan pasukan Moskow.
Di sisi lain, Ukraina mesti menghadapi gempuran udara Rusia yang menyasar infrastruktur energi yang sangat vital di Kharkov, Kiev, maupun Odessa.
Sejak lama Zelensky meminta AS dan pendukung baratnya memasok sistem rudal pertahanan udara Patriot, guna melawan dominasi Angkatan Udara Rusia.
Kiev juga meminta pengiriman jet tempur F-16, guna memperkuat perlawanan udara Ukraina,, yang kehilangan sebagian besar jet-jet tempur peninggalan era Soviet.