News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Membangun Asa Dua Desa di Tengah Belantara

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasdam IV Diponegoro Brigjen TNI Budi Irawan, S,I.P., M.si didampingi Dandim 0720/Rembang Letkol Inf Yudhi Yahya,SH meresmikan jalan dan jembatan hasil TMMD ke-121 di Desa Labuhan Kidul.

Oleh: Letkol Inf Yudhi Yahya, SH

Dansatgas TMMD Ke-121 Kodim 0720/Rembang

TERIK mentari, panas, menyengat. Namun sorot mata pria berseragam loreng khas Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini masih fokus, tajam menatap pada bangunan jembatan yang hampir rampung. Keringat pun terlihat mengalir deras, membasahi baju loreng yang dipakai. Tapi dia tetap kokoh berdiri, tidak bergeming, menatap ke ujung jembatan.

Sementara itu, hembusan angin bertiup pelan, menabuh dedaunan jati yang mulai meranggas, menyambut kemarau. Angin kembali bertiup, menghadirkan kesejukan. Seketika lelaki berseragam loreng mengembangkan senyuman, menandakan rasa bangga dan puas atas pekerjaan itu.

Sebagian prajurit terlihat menyiapkan material untuk bahan pengecoran jembatan. Mengangkut batu-batu koral, dan pasir dengan tong bekas cat, serta ada yang mengangkut semen. Semua disiapkan berdekatan dengan molen (mesin pengaduk cor).

Kaos bertuliskan Satgas TMMD ke-121 pun basah oleh keringat. Sementara tapak-tapak tangan kokoh itupun terlihat memerah. Sementara celana sudah penuh dengan bekas-bekas cipratan cor yang menempel.

Itulah pemandangan yang dijumpai saat dimulainya tahapan program TNI Manunggal Membangun Desa ke-121 yang digelar di Desa Labuhan Kidul, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Buka Akses Dua Desa Dengan Jembatan Penghubung

Di tengah hamparan hijau yang membentang luas di Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, terwujud sebuah perubahan signifikan yang akan berdampak besar bagi kehidupan masyarakat setempat. Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-121 kali ini memfokuskan diri pada pembangunan infrastruktur yang sangat dibutuhkan, yaitu sebuah jembatan penghubung yang menghubungkan dua desa terisolir.

Pembangunan jembatan ini bukan sekadar proyek fisik, ini adalah jembatan yang akan menghubungkan harapan dan impian masyarakat Desa Labuhan Kidul dan Desa Bendo. Sebelumnya, kedua desa ini terpisah oleh sebuah sungai yang kerap kali meluap, sehingga menghambat mobilitas dan akses ke berbagai fasilitas penting seperti pasar, sekolah, dan layanan kesehatan.

Sejak dimulainya program TMMD 121, personel TNI, bersama dengan warga desa, telah bekerja keras dengan semangat gotong royong untuk mewujudkan jembatan ini. Pekerjaan dimulai dengan survei lokasi, diikuti dengan pengerjaan fondasi dan struktur jembatan yang kokoh. Selama proses konstruksi, tantangan cuaca dan medan tidak menyurutkan semangat para pekerja, karena mereka menyadari betapa pentingnya proyek ini bagi kehidupan sehari-hari masyarakat.

Hari demi hari, jembatan tersebut mulai menunjukkan bentuknya. Para anggota TNI, dengan dukungan warga, tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga memastikan bahwa proses tersebut melibatkan pelatihan keterampilan bagi masyarakat lokal. Hal ini diharapkan dapat menambah kapasitas mereka dalam merawat dan memelihara infrastruktur yang telah dibangun.

Jembatan sepanjang 10 meter dan lebar 3,5 meter ini tidak hanya menjadi penghubung dari  kedua desa, yakni Labuhan Kidul dan Bendo saja, namun keberadaan jembatan akan mempermudah kedua warga untuk mengangkut hasil pertanian.

Dansatgas Kodim 0720/Rembang Letkol Inf Yudhi Yahya,SH turun langsung bersama masyarakat dilokasi TMMD ke-121 di Desa Labuhan Kidul. (Dokumentasi Kodim 0720/Rembang)

Hutan Belantara dan Bukit Terjal  Bukan Penghalang Wujudkan Impian Warga

Hanya saja untuk mewujudkan keinginan warga, personel Satgas TMMD ke-121 Kodim 0720/Rembang ini harus melalui medan yang berat, naik turun bukit kapur dengan hutan jatinya. Beruntung, dengan kondisi yang cukup berat ini, rupanya tidak mampu melunturkan semangat 150 prajurit. 

Kami merasa bersyukur, masyarakat membantu pekerjaan Satgas. Setiap hari masyarakat Desa Labuhan Kidul dan Bendo bergiliran membantu tanpa kami minta. Saya hanya bisa menatap dan tersenyum haru, Yes!!! Jembatan ini segera tuntas terbangun. Duh, perjuangan para prajurit-prajurit beserta masyarakat yang tergabung dalam Satgas TMMD ke-121 Kodim 0720/Rembang ini tidaklah sia-sia.

Seketika ingatan Saya menerawang, ke awal sebelum ada pembangunan jembatan yang menghubungkan dua desa di Kecamtan Sluke ini. Saya tidak bisa membayangkan saat itu, warga harus memutar hingga 3 kilometer dengan medan yang terjal hanya untuk mengangkut hasil panen.Suatu perjuangan yang melelahkan dan penuh tantangan.

Waktu tempuh bisa 1 jam perjalanan. Namun dengan adanya jembatan ini jarak pun bisa dipangkas, hingga hanya butuh 15 menit saja. Jangan heran warga pun bersemangat membantu menuntaskan pengerjaan jembatan ini.

Semangat warga membantu prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD ke-121 ini mendapat apresiasi dari Danrem 073/Makutarama Kolonel Inf Ari Prasetya.

"Selain jembatan, ada perbaikan jalan yang akan menghubungkan dua wilayah sehingga diharapkan akan memberikan akses warga untuk keluar masuk wilayah masing-masing," tuturnya.

Hidupkan Perekonomian, Sejahterakan Warga

Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-121 yang dilaksanakan oleh Kodim Rembang telah membawa dampak signifikan bagi perekonomian masyarakat setempat. Bertempat di Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, program ini tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga berupaya menghidupkan kembali roda perekonomian warga melalui berbagai inisiatif dan kegiatan.

Salah satu pencapaian utama dari TMMD 121 adalah pembangunan jembatan penghubung yang menghubungkan dua desa, yakni Desa Labuhan Kidul dan Desa Bendo. Jembatan ini, yang melintasi sungai yang sebelumnya menjadi penghalang, kini telah selesai dibangun dan diresmikan. Kehadiran jembatan ini telah mempermudah akses transportasi antara kedua desa, mengurangi waktu tempuh, dan membuka peluang ekonomi yang sebelumnya terhambat.

Dan demi menyatukan dua desa ini, anggaran sebesar hampir Rp1,35 Milyar  digelontorkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang. Melalui pembangunan akses baik jalan dan jembatan ini program TMMD ke-121 ini, diharapkan akan mampu menggerakkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Program TMMD ke-121 diharapkan bisa membantu membuka isolasi antar desa, sehingga semakin meningkatkan roda perekonomian daerah," beber Bupati Rembang H Abdul Hafidz, S.Pd

Menurut Bupati, keberadaan TMMD ke-121 ini sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk peningkatan ekonomi.

"Kegiatan ini merupakan sinergitas antara TNI, Polri dan pemerintah daerah dalam mewujudkan impian masyarakat yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.

Bupati menambahkan sinergi ini dirasakan sangat membantu pemerintah daerah, terlebih manfaatnya bagi masyarakat Desa Labuhan Kidul dan Bendo khususnya dan Kabupaten Rembang pada umumnya.

"Mewakili pemerintah daerah, saya sangat berterima kasih atas apa yang dilakukan mitra kita TNI khususnya Kodim 0720/Rembang pada TMMD ke 121 ini. Semoga ke depan sinergi ini tetap berjalan berkesinambungan," harapnya. 

Terkait sinergi, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi memaparkan, TMMD ke-121 ini sebagai momentum untuk semakin meningkatkan sinergi, menggugah kesadaran bersama untuk selalu menghidupkan budaya gotong royong, mempererat tali persaudaraan, merajut kebersamaan dan persatuan, meningkatkan karya, inovasi dan prestasi, membangun daerah.

TMMD lanjut Pangdam, sebagai program lintas sektoral yang melibatkan TNI, lembaga pemerintah daerah, serta segenap lapisan masyarakat, merupakan salah satu langkah nyata guna mengatasi berbagai permasalahan, seperti akses jalan transportasi yang belum ada atau belum layak, serta membantu penanggulangan kemiskinan.

TMMD bukan domain TNI semata, melainkan program bersama semua komponen bangsa yang dilakukan sebagai upaya untuk mengakselerasikan pembangunan, memeratakan kesejahteraan, meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat sekaligus meningkatkan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"TMMD ini merupakan upaya untuk membantu pemerintah guna mempercepat pembangunan di wilayah pedesaan yang wilayahnya sulit dijangkau. Hal ini sejalan dengan tema kali ini, yakni "Darma Bakti TMMD Mewujudkan Percepatan Pembangunan di Wilayah," jelasnya.

Tim Wasev TMMD ke-121, Brigjen TNI Dany Budiyanto didampingi Dandim 0720/Rembang Letkol Inf Yudhi Yahya,SH memberikan kunci simbolis kepada warga penerima Program rehab RTLH. (Dokumentasi Kodim 0720/Rembang)

TMMD Membangun Kebersamaan Dan Percepatan Pembangunan Desa

Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) adalah wujud nyata dari semangat gotong royong antara TNI dan masyarakat dalam mempercepat pembangunan desa dan mempererat kebersamaan. Setiap tahunnya, program ini menghadirkan perubahan yang signifikan di berbagai daerah terpencil di Indonesia, dengan fokus pada pembangunan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan kualitas hidup.

TMMD bukan hanya sekadar program pembangunan, tetapi juga sebuah upaya untuk membangun kebersamaan. Dalam setiap pelaksanaannya, anggota TNI dan masyarakat bekerja berdampingan, saling membantu, dan saling memahami. Kerja sama ini tidak hanya mempercepat proses pembangunan, tetapi juga mempererat hubungan sosial antara warga dan TNI.

Kebersamaan ini terlihat jelas dalam berbagai kegiatan TMMD, mulai dari pembangunan infrastruktur seperti jembatan, jalan, dan fasilitas umum, hingga pelaksanaan program-program sosial dan pendidikan. Melalui kegiatan ini, tercipta rasa saling memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap kemajuan desa. Warga desa merasa lebih terlibat dan berperan aktif dalam proses pembangunan, sehingga hasilnya lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan mereka.

Salah satu tujuan utama dari TMMD adalah percepatan pembangunan desa, terutama di daerah-daerah yang selama ini terisolasi dan kurang berkembang. Dengan adanya TMMD, berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang sebelumnya terhambat dapat terlaksana dengan lebih cepat.

Pembangunan jembatan, jalan, dan fasilitas umum lainnya yang dilakukan dalam program TMMD membantu mengatasi masalah aksesibilitas, mempermudah transportasi, dan membuka peluang ekonomi. Selain itu, TMMD juga sering kali melibatkan renovasi dan pembangunan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan tempat ibadah, yang secara langsung meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

TMMD tidak hanya fokus pada aspek fisik pembangunan, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat. Program ini sering disertai dengan pelatihan keterampilan, penyuluhan, dan bimbingan dalam berbagai bidang. Misalnya, pelatihan dalam perawatan infrastruktur, pengelolaan usaha kecil, dan kegiatan kewirausahaan dapat meningkatkan keterampilan dan kapasitas masyarakat lokal.

Pemberdayaan ini bertujuan agar masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat dari program, tetapi juga menjadi pelaku aktif yang mampu mengelola dan memelihara hasil pembangunan. Dengan demikian, keberhasilan TMMD tidak hanya diukur dari hasil fisik pembangunan, tetapi juga dari peningkatan kapasitas dan kemandirian masyarakat.

Sementara itu, semangat para prajurit TNI membuat warga Desa  Labuhan Kidul dan warga Desa Bendo yang semula pesimis karena tidak adanya kemampuan dalam membangun jembatan permanen di desanya, menjadi pemacu dalam mewujudkan harapan.

Keberadaan TMMD sangat membantu kita, apa yang sebelumnya tidak mungkin menjadi mungkin, kata Munajat, seorang warga Desa Labuan Kidul dengan bangga.

Senada Kepala Desa (Kades) Labuhan Kidul Sutikno, mengapresiasi kolaborasi apik antara TNI dan warga masyarakatnya. Ia mengaku sangat bersyukur dengan adanya TMMD di desanya. Sebab banyak sekali kemudahan dan pembangunan yang tercipta melalui TMMD ini.

"Kami sangat bersyukur dengan program ini. Kami yakin program TMMD memberikan manfaat yang banyak sekali untuk masyarakat. Diantaranya memudahkan mengangkut hasil pertanian. Warga tidak perlu susah susah lagi, ada jalan ada jembatan. Jadi biasa mengurangi biaya angkut, Jika dulu motor saja sulit lewat apalagi mobil, sekarang  mobil aja bias lewat," ujarnya.

"Bahkan Munajat menyakini, biaya akan semakin ditekan, karena warga tidak perlu menjual hasil pertaniannya hingga keluar desa. Karena pembeli akan datang langsung ke desanya, dengan adanya infrastruktur yang baik. Alhambulillah, mugi-mugi (semoga), pembangunan ini membawa berkah bagi warga di sini, Amin. Dan kami siap menjaga dan merawat semua yang dibangun dalam TMMD kali ini," katanya.

Kemiskinan Esktrem Akan Berubah Menjadi Sejahtera

Dan wilayah sasaran, yakni di Desa Labuhan Kidul dinilai tepat oleh Ketua Tim Pengawas dan Evaluasi (Wasev) TMMD, Brigjen TNI Dany Budiyanto.

"Karena memang kondisinya sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat. Desa Labuhan Kidul ini merupakan wilayah kemiskinan ekstrim. Kemiskinan lebih terjadi karena ketiadaan akses, baik jalan maupun jembatan," katanya.

Brigjen Dany yang meninjau langsung ke lokasi sasaran juga mengaku terkagum dengan pembangunan jembatan dan jalan yang menghubungkan dua desa.

"Pemilihan lokasi yang merupakan daerah terpencil dan tertinggal ini ide yang luar biasa. Karena nantinya keberadaan pembangunan yang ditinggalkan dalam program TMMD ke-121 ini akan mampu mempercepat pemerataan pembangunan," tegasnya.

Pembangunan jalan dan jembatan antara Desa Labuhan Kidul dengan Bendo, tujuannya memudahkan aktivitas masyarakat. Termasuk anak-anak sekolah, supaya lebih mudah.

"Begitupan bagi warga, akan lebih mudah mengangkut hasil kebun juga pertanian. Untuk itu saya berpesan, semoga ke depan, pasca penutupan TMMD, masyarakat bisa merawatnya, sehingga apa yang kita bangun bisa bertahan lama dan berguna untuk generasi di masa depan," harapnya.

Anak Sekolah sudah menikmati jalan dan jembatan di Desa Labuhan Kidul hasil TMMD 121Kodim Rembang. (Dokumentasi Kodim 0720/Rembang)

Manfaat Berkelanjutan

Seperti diketahui, pada TMMD ke-121 Kodim 0720/Rembang ini selain jembatan sepanjang 10 meter dengan lebar 3,5 meter, kemudian tebing jembatan, tebing jalan, jalan makadam lebih dari 600 meter, juga rabat beton hampir 300 meter.

Selain itu ada rehab rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 12 unit, dan pembangunan sumur bor sebanyak 3 unit yang merupakan program tambahan dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) .

Sedangkan sasaran nonfisik, seperti penyulihan bela negara, bahaya narkoba dan judi online, penyuluhan pertanian terpadu, penyuluhan masyarakat tanggap bencana, pelayanan dan pemeriksaan kesehatab, juga posyandu, posbindu dan stunting,  pelayanan KB, penyuluhan TKI illegal, pelayanan KTP, hingga bazar.

Pembangunan jalan dan jembatan mampu mendukung percepatan pembangunan  infrastruktur guna meningkatkan  perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan dari hasil pertanian dan perkebunan.

Rehab RTLH, diberikan pada masyarakat kurang mampu nantinya bisa hidup sehat, meningkatnya tarap hidup mereka, sehingga mereka mampu melaksanakan peran dan fungsi dalam memberikan perlindungan, bimbingan dan pendidikan.

Penyuluhan bela negara dilakukan untuk menghadapi pesatnya perkembangan globalisasi dan media sosial yang dapat membawa masyarakat kearah fragmentasi dan kohesi dengan penyebaran narasi-narasi yang mengandung paham radikalisme. Salah satunya melalui ujaran kebencian, provokasi, fitnah serta hoaks.

Sedangkan pembangunan sumur bor, untuk membantu ketersedian air bersih bagi warga, khusunya di wilayah yang sangat kekurangan air saat musim kemarau.

Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan sebuah inisiatif strategis yang dirancang untuk menghadirkan manfaat jangka panjang dan berkelanjutan bagi masyarakat desa. Dengan pendekatan yang terintegrasi antara pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat, TMMD tidak hanya mengatasi masalah infrastruktur tetapi juga memperkuat fondasi sosial dan ekonomi des serta pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

Salah satu aspek utama dari TMMD adalah pembangunan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan desa. Pembangunan jalan, jembatan, fasilitas kesehatan, dan sekolah yang dilakukan dalam program ini dirancang dengan memperhatikan kualitas dan daya tahan, sehingga dapat bertahan lama dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Infrastruktur yang baik tidak hanya mempermudah akses dan mobilitas, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Misalnya, jembatan yang dibangun di daerah terisolasi membuka akses ke pasar dan sumber daya, sementara jalan yang diperbaiki memfasilitasi transportasi barang dan jasa. Pembangunan fasilitas kesehatan dan pendidikan meningkatkan kualitas hidup dan memberikan kesempatan lebih baik bagi generasi mendatang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini