Oleh: Letkol Inf Mutakbir
Dansatgas TMMD Ke-121 Kodim 1302/Minahasa
MENTARI terlihat mulai condong ke barat, sinarnya menghangat berusaha menghapus peluh.
Namun, seorang pria masih setia bergelantungan di pohon cengkeh yang tinggi menjulang.
Angin berhembus, menggerakkan dahan-dahan, mengombang-ambingkan tubuh kurus di atas pohon cengkeh.
Meski begitu, ia tetap bertahan.
Dia adalah Fendy Mandey, Warga Desa Kayuwatu, Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara sang pemetik cengkeh.
Ia enggan turun dan terus bergelantungan pindah dari dahan satu ke dahan lainnya sibuk memetik cengkeh.
Fendy seolah ingin menghabiskan bunga cengkeh yang terlihat ranum dan cokelat menggoda.
Saat angin kembali bertiup cukup kencang disertai butiran air hujan yang semakin lebat, pria paruh baya itu justru mengembangkan senyuman, ketika dari atas pohon yang tinggi ia melihat sebagian jalanan di desanya sudah mulai terbuka dan dikeraskan.
Ada butiran bening yang tiba-tiba keluar dari pojok matanya.
Ia pun berusaha menahan butiran bening di matanya agar tidak jatuh.
Baca juga: Program TMMD, TNI Salurkan Air Bersih ke Warga Desa Kalianan di Lereng Gunung Argopuro
“Opo empung, em banuaku ni buka mou lalan leos nyata cingke cingke niangku touw repet. (Ya Allah, desaku benar-benar tersentuh pembangunan. Jalanan itu benar-benar nyata. Dan cengkeh-cengkeh ini akan siap terangkut dengan cepat),” kata Fendy lirih.
Senyum petani cengkeh itu pun semakin melebar, ketika dari kejauhan ia melihat seorang pria berbadan tegak dengan seragam loreng khas Tentara Nasional Indonesia (TNI) memanggil-panggil memintanya untuk turun.
Fendy tidak menyadari, pria berbaju loreng tersebut sudah memerhatikan dari tadi.
Pria berbaju loreng itu puas melihat aksi Fendy memetik cengkeh yang begitu lihai.