News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Global Views

Buat Apa Vladimir Putin Tambah Tentaranya Jadi 1,5 Juta?

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tampak tertawa di dalam mobil Aurus di Pyongyang, Korea Utara 19 Juni 2024. Kedua tampak saling menyopiri dalam perjalanan singkat tersebut. Keakraban ini menandai terjalinnya aliansi antara Rusia dan Korea Utara dengan komitmen saling membela bila kedua negara terlibat dalam perang bersenjata terhadap pihak lain.

Untuk mewujudkan dekrit Vladimir Putin itu, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan perluasan tentara akan dilakukan melalui warga negara yang secara sukarela ingin bertugas berdasarkan kontrak.

Kementerian Pertahanan Rusia juga menjelaskan keputusan menambah jumlah personel disebabkan oleh ancaman yang ditimbulkan oleh perluasan NATO yang berkelanjutan.

Pertimbangan strategis lain yang bisa dibaca, Rusia akan meningkatkan kehadiran militer dan memperluas pengaruh politiknya secara global.

Di benua Afrika, pengaruh Rusia di sejumlah negara yang baru saja membebaskan diri dari cengkeraman neokoloni mereka, terasa kian dalam.

Kehadiran militer dan paramiliter Rusia juga terlihat di Sudan, Mali, Burkina Faso, Niger, Libya, dan lain sebagainya.

Di Suriah, militer Rusia secara resmi hadir dan memiliki pangkalan udara dan laut di Tartus.

Kehadiran Rusia di Suriah berhasil menyuntikkan kekuatan rezim Bashar Asaad di Damaskus yang ingin didongkel Amerika Serikat.

Di Asia Barat dan Asia Tenggara, Moskow menanamkan pengaruh lewat kerjasama militer yang sangat kuat dengan India dan Vietnam.

Sementara di Asia Timur, Rusia memiliki hubungan Istimewa dengan Tiongkok, dan tentu saja kekuatan nuklir Korea Utara.

Konflik panjang Rusia-Ukraina kini telah mengubah lansekap politik militer Eropa, dan bahkan mungkin dunia.

NATO memperlihatkan agresifitasnya, yang tanpa malu-malu menggunakan tangan Ukraina guna menghancurkan kekuatan Rusia yang sedang bangkit.

Memperkuat militernya, baik dalam segi jumlah tentara maupun persenjataannya, serta kapabilitas globalnya, menjadi pilihan tak terhindarkan bagi Rusia.

Vladimir Putin telah memberi peringatan keras, Rusia siap meladeni apa kemauan Amerika, NATO, Uni Eropa dan semua sekutu-sekutu mereka, dengan cara-cara terbuka.(Tribunnews.com/Setya Krisna Sumarga)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini