News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Global Views

Doktrin Baru Rusia Bisa Gunakan Senjata Nuklir ke Ukraina

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rudal ATACMS Ukraina buatan AS

Moskow mengklaim telah melenyapkan tak kurang 17.000 tentara Ukraina yang dikirim ke Kursk, menghancurkan ratusan kendaraan tempur, termasuk peralatan yang dipasok barat.

Sejumlah tokoh Rusia menilai serangan Ukraina ke Kursk itu seharusnya sudah masuk kategori untuk dibalas lewat serangan nuklir.

Namun Presiden Vladimir Putin masih bersabar, dan mengatakan balasan menggunakan senjata konvensional masih memadai.

Apa realitas dan perkembangan terkini terkait perang Ukraina-Rusia dan konflik Rusia dengan kekuatan barat?

Kampanye politik Volodymir Zelensky ke Amerika tampaknya tidak menuai hasil meneggembirakan. Bahkan ia menuai kecaman dari elite politik Amerika.

Ketua DPR Amerika Serikat Mike Johnson, menulis surat ke Zelensky yang secara tajam mengecam manuver Duta Besar Ukraina di Amerika yang mencoba mencampuri Pilpres Amerika.

Mike Johnson menilai tur Zelensky ke pabrik amunisi di Pennsylvania adalah kreasi politik guna membantu kampanye Demokrat dan kampanye memenangkan Kamala Harris.

Politikus Partai Republik itu menuntut Zelensky mencopot Duta Besarnya itu dan menarik pulang ke Ukraina.

Di sisi lain, Zelensky sepanjang berada di Washington dan New York juga membuat pernyataan yang menyerang Donald Trump dan J Vance, pasangan Trump dalam Pilpres Amerika.

Zelensky menyebut Trump tidak tahu apa-apa tentang perang Ukraina. Zelenksy juga mengatakan Vance seorang radikal yang berbahaya karena sikapnya terkait perang Ukraina.

 ;Blunder-blunder Zelensky ini melengkapi gambaran suram kalangan barat tentang rencana kemenangan yang ditawarkan ke mana-mana.

Sebagian pemimpin barat tidak percaya skema yang digembar-gemborkan Zelensky itu dapat memberikan terobosan dalam konflik dengan Rusia.

Rencana kemenangan itu dianggap tidak mencakup kejutan nyata dan bukan pengubah permainan. Inisiatif itu tidak lebih dari sekadar daftar keinginan Zelensky, termasuk permintaan dukungan senjata dan dana.

Pejabat lain mengklaim barat masih ingin mendukung Kiev selama diperlukan, tetapi perlu klarifikasi dari pemimpin Ukraina mengenai seperti apa bentuk perdamaian dengan Moskow.

Detil rencana kemenangan Zelensky belum dipublikasikan, tapi media Sunday Times di Inggris melaporkan rencana tersebut didasarkan pada empat klausul.

Yaitu jaminan keamanan barat untuk Ukraina, serupa dengan prinsip pertahanan kolektif NATO. Kedua, kelanjutan serangan Kiev ke Kursk Rusia akan dijadikan alat tawar-menawar territorial.

Ketiga, pengiriman senjata canggih khusus oleh pendukung asing, dan terakhir bantuan keuangan internasional untuk Ukraina.

Empat klausula versi Zelensky ini tampak sangat agresif dan provokatif, menjauh dari realitas terkini di lapangan.

Jerman, negara terkuat di Eropa secara ekonomi, sudah mendesak agar perang Ukraina diakhiri. Dampak konflik terhadap industri dan ekonomi Jerman semakin terasa buruk.

Prancis juga cenderung surut agresifitasnya mengingat kesulitan politik yang kini dihadapi Presiden Emmanuel Macron.

Kini tinggal Amerika dan Inggris yang akan menentukan, apakah Rusia benar-benar akan memencet tombol rudal nuklirnya, jika memenuhi hasrat Volodymir Zelensky.(Tribunnews.com/Setya Krisna Sumarga) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini