News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Global Views

Mengapa Israel Tak Juga Balas Serang Iran?  

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sistem persenjataan Iran dilaporkan tengah disiapkan untuk membalas serangan Israel yang menewaskan pemimpin polit biro Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Rabu (31/8/2024).

Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan ada tak kurang 41.000 orang Palestina tewas kurang dari setahun di tangan pasukan Israel. 

Amerika yang begitu peduli pada aksi-aksi terorisme, di saat yang sama juga tidak menganggap perlu untuk ikut campur mencegah aksi terorisme Israel ke Lebanon dan Suriah.

Banyak orang telah membunyikan peringatan Amerika dapat terseret ke dalam perang regional Timur Tengah, yang pada kenyataannya Amerika tidak benar-benar terseret ke mana pun.

Amerika sudah berada dalam posisi yang sepenuhnya dibuatnya sendiri, yang faktanya adalah Amerika sudah turut berperang di dalamnya.

Selama berdekade, Amerika adalah donatur terbesar militer Israel. Pentagon memberi keistimewaan kepada Israel, tetap menjadi kekuatan militer nomer satu di Timur Tengah. 

Israel adalah supremator udara paling wahid di langit Timur Tengah dengan penguasaan satu-satunya armada jet tempur F-35 Adir yang tercanggih di dunia. 

Pemerintahan Joe Biden memperbesar gelontoran dana dan suplai senjata ke Israel sejak 7 Oktober 2023. Biden sesekali berkoar-koar tentang penghentian pasokan senjata ofensif tertentu ke Israel.

Pada bulan Agustus 2024, pemerintahan Joe Biden menyetujui paket senjata senilai $20 miliar untuk Israel. 

Pada tanggal 26 September 2024, Israel mengamankan paket bantuan senilai $8,7 miliar dari Washington guna mendukung perangnya melawan Hamas, serta mempertahankan keunggulan militer kualitatif di Timur Tengah. 

Paket itu dikatakan mencakup $3,5 miliar untuk pengadaan penting di masa perang, dan $5,2 miliar yang ditujukan untuk sistem pertahanan udara termasuk sistem antirudal Iron Dome, David's Sling, dan sistem laser canggih.

Dengan kata lain, sokongan luar biasa Amerika ini membuat Israel semakin siap untuk bertindak atas keputusan sendiri maupun persetujuan Washington.

Israel menyatakan hanya mempertahankan dirinya terhadap tanggapan yang sah atas tindakannya sendiri, sebuah tindakan yang secara harfiah dapat dianggap sebagai terorisme.

Amerika sebenarnya selama bertahun-tahun juga melakukan pekerjaan yang sepintas legal, tapi sesungguhnya melanggar kedaulatan bangsa dan negara lain. 

Penghancuran dan pendudukan Afghanistan, Irak, Suriah, intervensi militer ke Yaman, Sudan, Somalia, dan pusat-pusat konflik lain adalah agenda politik global Amerika. 

Di Suriah, militer Amerika sampai hari ini masih bercokol menjaga dan menyedot minyak dari sumur-sumur besar tanpa izin pemerintah Suriah yang berdaulat. 

Hipokrisi Washington ini juga tergambar di konflik Gaza. Joe Biden menyerukan gencatan senjata, tapi di saat sama menguyur Israel dana dan senjata  yang digunakan untuk genosida.

Peringatan Jake Sullivan, bahwa serangan Iran akan memiliki konsekuensi serius, dan Washington akan bekerja sama dengan Israel, pada puncaknya secara tak langsung adalah deklarasi perang. 

Reaksi Amerika itu disambut keputusan Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz yang mempersonagratakan Sekjen PBB Antonio Gutteres.

Gutteres dilarang masuk ke wilayah Israel dan wilayah pendudukan karena dianggap orang yang tidak disukai dan tak diinginkan Israel. 

Israel menilai Antonio Gutteres memihak Iran, Hamas, Houthi, dan Hizbullah dengan sikapnya yang tidak mau mengutuk apa yang menimpa Israel. 

Kerumitan konflik Timur Tengah memang tiada tara. Problem di kawasan ini tidak semata urusan wilayah, tapi juga politik aliran, ekonomi, pertarungan klan, ideologi, dan pengaruh.

Berpuluh-puluh tahun masalah Palestina-Israel, Israel-Hizbullah, Hamas-Israel, Israel-Suriah, Houthi-Israel, dan Iran-Israel, tak pernah mencapai titik akhir.

Kini, turbulensi semakin kencang, yang bisa menghantarkan kawasan ini jadi medan tempur paling mematikan di planet ini. 

Wakil Komandan Korps Garda Republik Iran Brigjen Ali Fadavi memperingatkan, jika Israel menyerang balik ke wilayah Iran, akan langsung dibalas seketika lebih dahsyat lagi. 

Iran akan menghancurkan ladang gas, kilang minyak, dan tiga pembangkit listrik yang dimiliki Israel. Pastinya ini tidak lagi jdi retorika Teheran, dan sunguh mengerikan jika benar-benar terjadi.(Tribunnews.com/Setya Krisna Sumarga) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini