Mereka diberi tugas utama untuk menyebarkan pengetahuan yang telah mereka peroleh, menjadi teladan dalam menjaga kesehatan reproduksi, dan aktif mendukung siswa lain agar lebih berani berbicara tentang isu-isu kesehatan yang krusial.
Ketua pengabdian masyarakat, Dr Yunus, berharap, program PROTEKSI dapat menjadi model pembelajaran kesehatan reproduksi yang efektif dan dapat diadopsi di sekolah-sekolah lain.
Menurutnya, program PROTEKSI tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan remaja, tetapi juga memberdayakan mereka sebagai agen perubahan di lingkungan mereka sendiri.
"Dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, para remaja akan lebih siap menghadapi tantangan kesehatan serta berkontribusi menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung."
"Kami berharap, program ini menjadi langkah awal dalam membentuk komunitas siswa yang lebih peduli, sadar, dan berani menyuarakan kebutuhan kesehatannya," kata dia.
Program PROTEKSI menunjukkan upaya konkrit dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin 3 tentang kesehatan dan 4 tentang pendidikan berkualitas.
Dengan adanya duta PROTEKSI di SMKN 2 Malang, para siswa memiliki jaringan dukungan yang kuat, menciptakan iklim sekolah yang tidak hanya berorientasi pada akademik tetapi juga memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan seluruh siswa.
Kegiatan program PROTEKSI di SMKN 2 Malang telah berhasil mengintegrasikan pendidikan kesehatan reproduksi dengan pendekatan pemberdayaan melalui peer education.
Melalui kegiatan-kegiatan edukatif dan interaktif, para siswa kini memiliki pemahaman lebih mendalam mengenai kesehatan mereka sendiri, yang tidak hanya berdampak pada mereka pribadi, tetapi juga pada komunitas mereka.
Kegiatan ini memberikan contoh nyata bagi sekolah-sekolah lain mengenai pentingnya integrasi kesehatan dan pendidikan berkualitas demi mewujudkan SDGs. (*)