News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

R.M. Margono Djojohadikusumo: Bangsawan Jawa yang Berjiwa Rakyat

Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raden Mas Margono Djojohadikusumo. Sebagai seorang bangsawan Jawa yang lahir pada 16 Mei 1894 di Banyumas, Margono bukan hanya seorang tokoh politik dan ekonom, tetapi juga seorang patriot sejati yang rela berjuang tanpa pamrih demi rakyatnya.

Dengan dukungan dokumen dan penelitian terbaru, kontribusi Margono kini semakin diakui dan dihargai oleh bangsa ini (Sygma Research, 2025).

Bangsawan yang Merakyat

Margono Djojohadikusumo yang merupakan kakek Prabowo Subianto (Kolase/Wikipedia)

Meski berasal dari keluarga ningrat, Margono dikenal sebagai seorang yang sederhana dan menjunjung tinggi nilai-nilai ngayomi dan ngayemi (melindungi dan menyejahterakan). 

Berbeda dengan stereotip bangsawan yang hidup mewah, Margono memilih jalan hidup yang mendekatkan dirinya pada rakyat kecil. 

Filosofi hidupnya mencerminkan nilai sangkan paraning dumadi, yaitu kesadaran akan tanggung jawab sebagai pemimpin yang berasal dari rakyat dan kembali kepada rakyat (Lev, 2000).

Sebagai anak bangsa, Margono menyadari bahwa tugasnya bukan hanya menjaga nama besar keluarga, tetapi juga memberikan manfaat bagi sesama. 

Di masa sulit awal kemerdekaan, ia menunjukkan bahwa kebangsawanan sejati terletak pada pengabdian, bukan kemewahan. 

Margono sering digambarkan sebagai sosok beksan bumi, yaitu pribadi yang kokoh, teguh, dan siap menghadapi tantangan demi kebaikan bangsa.

Kesederhanaan hidupnya tidak menghalangi kontribusi besar yang ia berikan. 

Margono sering terlibat langsung dalam kegiatan sosial di komunitasnya, dari membantu pembangunan fasilitas umum hingga memberikan pendidikan kepada anak-anak kurang mampu. Baginya, melayani rakyat adalah esensi dari seorang pemimpin.

Selain itu, Margono juga dikenal karena kepeduliannya terhadap tradisi lokal dan keberlanjutan budaya Jawa.

Ia percaya bahwa kekuatan budaya dapat memperkuat identitas nasional, dan selalu mendorong pelestarian nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat (Ricklefs, 2008).

Margono juga sering hadir dalam perayaan-perayaan lokal, di mana ia memotivasi warga untuk menjaga adat istiadat sebagai bagian dari identitas bangsa.

Baginya, kearifan lokal adalah fondasi penting dalam membangun masyarakat yang berdaya dan berkarakter.

Pendiri BNI: Wujud Nasionalisme Ekonomi

Foto gedung BNI (Istimewa)

Peran Margono dalam mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) pada tahun 1946 adalah cerminan nyata dari semangat gemah ripah loh jinawi, sebuah konsep kesejahteraan ekonomi yang merata. 

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini