Ia mengaku anak seorang jenderal yakni Brigjen TNI AL.
Awalnya petugas kepolisian tetap bersikeras dan menjelaskan agar pemuda itu tetap menunjukkan kelengkapan surat kendaraannya.
Sebab razia ini berlaku bagi siapa pun tanpa kecuali.
Namun karena pemuda itu terus menolak dan dapat memicu terjadinya keributan, polisi lalu mengalah dan menyerahkan hal ini ke Garnisun dan TNI yang mendampingi mereka dalam razia.
Kasat Lantas Polresta Depok Sri Suhartatik, yang akrab disapa Tatik, mengatakan pihaknya menghindari keributan dan pertengkaran yang lebih jauh, sehingga menyerahkan pemeriksaan itu ke Garnisun.
Menurut Tatik, peristiwa semacam ini telah diantisipasi pihaknya sehingga setiap razia digelar, mereka didampingi anggota Garnisun.
"Pemuda itu mengaku anak jenderal TNI AL. Sehingga tidak terima sewaktu kendaraannya kami hentikan untuk diperiksa kelengkapan suratnya," ujar Tatik, Rabu (3/12/2014) sore.
Menurut Tatik, pihaknya sebenarnya sudah menjelaskan dengan baik-baik kepada pemuda tersebut, bahwa siapapun harus diperiksa kelengkapan surat kendaraannya dalam operasi Zebra ini.
Namun, kata Tatik, pemuda itu justru menolak terus dan bahkan dapat memicu terjadinya keributan yang lebih jauh.
"Sehingga kami memutuskan untuk menyerahkan hal ini ke TNI agar ditangani Garnisun. Apalagi yang bersangkutan sempat menunjukkan surat yang menurutnya bisa membuktikan dia anak petinggi atau jenderal TNI," kata Tatik. (*)