Kontroversi ini terjadi dikarenakan para kelompok Hindu dan sebuah organisasi kasta Rajput menuduh film ini mengandung adegan yang tidak pantas. Tak hanya itu, kelompok Muslim India juga tidak terima dan memprotes tokoh sejarah Alauddin yang dianggap menjelek-jelekan seorang Sultan dari kerjaan Islam.
Meskipun memiliki banyak kontroversi dimana-mana, film ini wajib loh ditonton oleh Tribuners, karna sosok Padmavati sendiri bisa dijadikan contoh keberanian seorang wanita atau ratu yang bisa memotivasi bagi kaum wanita lainnya.
4. Di Balik 98 (2015)
Dibalik judulnya aja, Tribuners pasti udah pada paham bahwa film ini merupakan salah satu gambaran dari rusuhnya kejadian Mei 1998 silam. Film karya Lukman Sardi berhasil membuat memori kerusuhan terulang kembali.
Film ini berkisah seorang mahasiswi Trisakti Diana yang diperankan Chealsea Islan, yang ikut dalam demo yang diselenggarakan kampus itu. Bersama pacarnya yaitu Daniel yang diperankan Boy William, mereka berdua mengikuti demo bersama di barisan terdepan.
Di film ini, kita juga melihat kerusuhan, gedung-gedung terbakar hingga lainnya, sehingga kondisi kelam ini serasa terulang kembali.
Untuk para mahasiswa pendemo, film ini bisa dijadikan pembelajaran untuk mengenang masa-masa demo pada orde baru tersebut
5. Gie (2005)
Film biografi karya sutradara Riri Riza diangkat dari buku “Catatan Seorang Demonstran” oleh Soe Hok Gie atau dipanggil Gie. Film ini berlatar kehidupan rakyat Indonesia di era orde lama. Film ini juga menceritakan sosok Soek Hok Gie yang seorang aktivis dan penulis. Gie adalah sosok tokoh yang sangat menyoroti tragedy G30/S/PKI, dimana kejadian tersebut sangat memilukan dalam sejarah bangsa Indonesia. Gie dibesarkan di Jakarta, dan merupakan seorang keturunan Tionghoa.
Film ini menceritakan Soe Hok Gie saat menjani masa remaja dan berkuliah di Universitas Indonesia. Petualangan Soe Hok Gie dikemas dengan apik dengan latar tahun 1956-1969, tokoh Soe Hok Gie ini memiliki tujuan untuk menggulingkan rezim Soekarno. Soe Hok Gie sendiri tumbuh menjadi pemuda yang kritis terhadap berbagai hal yang dianggapnya tidak adil.
Meskipun film ini rilis pada tahun 2005, film ini tetap populer di semua kalangan dan selalu di putar tiap tahunnya di cinema lokal sebagai penghormatan atas kisah Soe Hok Gie. Film Gie mendapat penghargaan dari Singapore International Film Festival 2006 sebagai “Best Asian Feature Film” dan dari Asia Pasifik Film Festival 2006 pada nominasi “Special Jury Award”.
Baca: Cus! Liburan Puas ke Malang Cuma Rp 2 Juta-an, Pas Banget buat Mahasiswa
Tribuners, sosok Soe Hok Gie patut kita tiru loh, sifat kritis dan mau memperjuangkan kaum mayoritas patut diancungi jempol. Mulai dari aktif berorganisasi hingga hobi membaca, menjadikan ia teladan bagi seluruh mahasiswa.
6. Istirahatlah Kata-Kata (2016)
Siapa yang gak kenal Widji Thukul, seorang aktivis sekaligus penyair terkenal yang hilang tak berkabar pada pemerintahan Orde Baru. Pada film ini, sosok Wiji Thukul diperankan dengan apik oleh Gunawan Maryanto dan Marissa Anita sebagai istri Wiji Thukul. Film biografi ini menceritakan sosok Wiji yang melarikan diri ke Pontianak selama 8 bulan. Setelah itu, Wiji mulai berpindah-pindah rumah sambil menyuarakan kritik-kritik terhadap ketidak-adilan penguasa melalui pusi-pusi yang ia buat.