Kekuatan Ekonomi Jepang Bertumpu pada Pengembangan UKM
Korea Utara beberapa kali melakukan uji peluru kendali bahkan sampai melewati pulau Hokkaido Jepang. Sekarang
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara beberapa kali melakukan uji peluru kendali bahkan sampai melewati pulau Hokkaido Jepang. Sekarang pun sudah diumumkan akan melakukan uji nuklir dan tentu mendapat tentangan keras dari banyak negara apalagi Jepang. Target peluru kendali memang Tokyo ibukota Jepang. Maksudnya agar Jepang hancur.
Pengalaman lebih dari 20 tahun dan sampai kini tetap tinggal di Tokyo, kekuatan Jepang adalah uang. Menghancurkan Jepang harus menghancurkan uangnya dulu. Di mana uang Jepang sekarang berada? Di daerah Kansai atau Osaka dan sekitarnya (Osaka, Kobe, Kyoto, Wakayama, Nara dan sebagainya).
Mengapa uang Jepang ada di sana? Karena di sanalah sejarah uang bermula di Jepang dengan puluhan ribu perusahaan skala kecil dan menengah Jepang, yang saat ini sudah jadi perusahaan raksasa, praktis berdiri dan besar mayoritas dari daerah Kansai. Merekalah fondasi keuangan Jepang sampai saat ini.
Fondasi yang sangat kuat inilah membuat perekonomian Jepang sangat kuat dan jauh dari distorsi ekonomi apa pun. Misalnya saat krisis finansial 1997, Jepang sama sekali tak bergeming sedikitpun. Gerakan Jepang sendiri saat itu sebenarnya untuk menyelamatkan perusahaannya yang ada di Asia, terpukul krisis finansial sehingga ikut terpuruk bersama perusahaan nasional setempat.
Melihat sejarah usaha Jepang itulah, paling tepat bagi pengusaha Indonesia untuk menargetkan usahanya kepada perusahaan UKM Jepang. Selain kita dapat belajar dari mereka, secara tak langsung kita memasuki fondasi perekonomian Jepang yang sesungguhnya lebih penting ketimbang langsung menembak perusahaan raksasanya.
Kebanyakan UKM Jepang pun merupakan bimbingan perusahaan besar Jepang. Setelah maju dapat berdikari, lalu dilepas dan induk usaha membimbing UKM lainnya yang masih perlu bantuan.
Hal ini sebenarnya juga dijalankan di Indonesia. Kenyataan tidak bisa berjalan dengan baik karena UKM Indonesia terlalu manja, maunya selalu disuapi. Tidak demikian UKM Jepang yang memiliki spirit berjuang keras untuk bisa menghidupi sendiri, tak mau tergantung orang lain.
Setelah berhubungan dengan UKM Jepang apa yang mesti dilakukan? Spesialisasi. Memang itu pulalah yang dilakukan UKM Jepang, perusahaan kecil menengah tapi sudah melakukan spesialisasi. Misalnya hanya membuat busi saja. Jangan heran busi kendaraan bermotor seperti Nippon Denso sebagian diambil dari UKM binaan Nippon Denso sendiri.
Dengan pembagian tugas kerja dan spesialisasi tersebut, akhirnya sebuah usaha bersama menjadi besar, saling dukung satu sama lain. Sedangkan untuk kualitas yang baik, muncullah UKM serupa agar persaingan dapat tercipta dan menimbulkan upaya kerja keras bersama supaya bisa saling bersaing dan hidup lebih baik.
Lalu apa spesialisasi dari Indonesia? Banyak sekali dan marilah mengacu kepada sumber daya alam Indonesia yang melimpah termasuk pula pertanian, perikanan, peternakan dan sebagainya.
Contoh nyata di Bali ada sapi yang berkualitas sama dengan Kobe Beef , dijual segenggam saja dengan harga tak kurang dari 500 dolar AS. Nah sapi Bali itu kita kembangbiakkan dengan baik, lalu pada masanya, kita sembelih dan dagingnya per potongan kita jual ke Jepang. Sebenarnya orang Bali sudah bisa kaya raya saat ini hanya dengan menjual daging sapinya yang lezat bukan main itu.
Pendekatan UKM dan spesialisasi, itulah dua kata kunci untuk berbisnis dengan Jepang.
Pertanyaan anda silakan ajukan melalui email ke richard@tribun.in dengan subyek Konsultasi Bisnis Jepang.
*) Penulis adalah CEO Office Promosi. Ltd., Tokyo, Japan
BISNIS TERBARU