Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pandangan PDIP Soal Rencana Kenaikan Harga BBM Subsidi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tetap menolak keras rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.

Penulis: Srihandriatmo Malau
zoom-in Pandangan PDIP Soal Rencana Kenaikan Harga BBM Subsidi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Buruh melakukan teatrikal disaksikan ratusan buruh lain yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 1992 (SBSI 1992) Bandung Raya, saat menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (23/5/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tetap menolak keras rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Apalagi, ditambah program bantuan langsung sementara bagi masyarakat miskin (BLSM).

Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon, memertanyakan dasar pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Juga, alasan pemerintah mengedepankan BLSM.

"Apakah benar itu hanya sebagai dampak proteksi inflasi dari kenaikan BBM? Terus, kenapa BBM dinaikkan?" ujar Effendi kepada Tribunnews.com di Kompleks Gedung DPR, Jakarta, Selasa (28/5/2013).

Menurutnya, PDIP memandang alasan kenaikan harga BBM tidak sesuai dengan tujuan pengelolaan BBM bersubsidi. Karena, BBM bersubsidi seharusnya dikelola dengan baik.

"Pengelolaannya kan harus menghemat, baik kiloliternya, demikian juga Rupiahnya," ujarnya.

"Tapi, kok sepanjang pemerintahan SBY, tidak ada upaya-upaya untuk itu, konversi ke bahan bakar non-minyak, yang jelas harganya lebih murah. Kemudian, tidak ada sarana transportasi alternatif bagi masyarakat. Tidak terlihat pembangunan yang mengarah ke pengelolaan menghemat BBM bersubsidi," bebernya.

Berita Rekomendasi

Karena itu, Effendi menegaskan, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri memertanyakan, apakah pemerintah tidak punya keinginan memerbaiki pengelolaan BBM bersubsidi? Karena, pemerintah cuma bisa menaikkan harga BBM bersubsidi sebagai solusinya.

Bila kenaikan harga BBM diambil, paparnya, apakah persoalan yang sama tidak akan kembali terjadi enam bulan ke depan?

Effendi menilai, enam bulan setelah keputusan diambil, maka problem yang sama akan muncul, yaitu kuota BBM subsidi akan membengkak, dan harganya juga akan membenani APBN.

"Terus, apakah polanya akan sama lagi dengan diberikan BLSM?" tanyanya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri memastikan kenaikan harga BBM bersubsidi akan dilakukan pemerintah, setelah dana kompensasi untuk masyarakat miskin tersedia.

"Kenaikan harga BBM hanya bisa dilakukan kalau kompensasinya ada," ucap Chatib saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin.

Menurut Chatib, dengan perkiraan tersebut, kenaikan harga BBM bersubsidi akan dilakukan, setelah pembahasan RAPBN-Perubahan 2013 antara pemerintah dengan DPR selesai pada pertengahan Juni.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas