SBY Kehilangan Momen Naikkan Harga BBM
Pasalnya kenaikan harga BBM bersubsidi bersamaan dengan pergantian ajaran baru dan memasuki bulan puasa
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria menilai Pemerintah telah kehilangan momen untuk menaikan harga BBM bersubsidi.
Pasalnya kenaikan harga BBM bersubsidi bersamaan dengan pergantian ajaran baru dan memasuki bulan puasa, di mana kedua waktu tersebut harga-harga bahan pokok menjadi mahal.
Sofyano pun berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunda kenaikan harga BBM bersubsidi. Jika hal itu terjadi akan ada kejutan besar
"Saya berharap, pada detik-detik terakhir presiden akan membatalkan atau menunda kebijakan menaikkan harga BBM, karena momentumnya tidak tepat. Nah, itu baru kejutan besar," ujar Sofyano, Senin (17/6/2013).
Sofyano menilai kalau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat desakan dari para politisi. Pasalnya langkah yang diambil SBY untuk menaikan harga BBM bersubsidi saat ini tidak tepat.
"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah terpancing desakan-desakan politis atau pun desakan para ahli yang menghendaki harga BBM dinaikkan. Kenapa kok pemerintah mengambil waktu (menaikkan harga BBM)nya sekarang?" ujar Sofyano.
Menurut Sofyano, pemerintah terlalu alergi untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Karena hal tersebut masyarakat menjadi takut dan kenaikan harga BBM menjadi isu nasional.
"Ketika harga BBM harus dinaikkan, pemerintah melakukannya justru di saat momentum yang tidak tepat seperti sekarang ini, sehingga menimbulkan gejolak di masyarakat," ungkap Sofyano.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.