Perajin Tahu Tempe di Kediri Tak Ikut Mogok
Perajin tahu dan tempe di Kediri, Jawa Timur tidak ikut-ikutan mogok berhenti produksi.
Laporan Wartawan Surya, Dyan Rekohadi
TRIBUNNEWS.COM – Perajin tahu dan tempe di Kediri, Jawa Timur tidak ikut-ikutan mogok berhenti produksi. Meski begitu para perajin berharap pemerintah memperhatikan nasib usaha kecil.
"Teman-teman tidak ikut-ikutan mogok seperti daerah lain. Kami tetap berproduksi meski jumlahnya banyak dikurangi," tutur Abdul Manan (48) salah satu perajin tahu di Kediri kepada Surya Online (Tribunnews.com Network), Senin (9/9/2013).
Penuturan sama dikemukakan Azis (50) perajin tempe yang mengaku tetap berproduksi membuat tempe. "Kami ikut prihatin harga kedelai impor melambung naik. Kami mohon pemerintah segera mengambil keputusan," ujarnya.
Diakuinya para perajin tahu dan tempe saat ini banyak tergantung dengan kedelai impor. Namun karena harganya melonjak mereka banyak beralih memakai kedali lokal.
Harga kedelai impor saat ini masih berada di kisaran Rp 9.200 per kg sedangkan kedelai lokal mencapai Rp 8.700 per kg.
Diakuinya melonjaknya harga kedelai membuat para produsen tahu-tempe di Kediri banyak yang resah. Malahan banyak perajin skala kecil yang memilih berhenti produksi karena keuntungannya semakin tipis.
Sementara Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Energi Kota Kediri telah melakukan pemantauan ke sejumlah perajin tahu dan toko grosir kedelai.
Menyusul meningkatnya harga kedelai, permintaan kedelai dalam dua minggu terakhir mengalami penurunan sekitar 30 persen.
"Permintaan turun, karena pengrajin banyak yang mengurangi produksi," ungkap Ahmad Dofir, pekerja toko grosir kedelai