Indonesia Segera Tambah Impor Daging Sapi: SBY Minta Harga Rp 80 Ribu Per Kg
Penambahan impor itu untuk menjaga kestabilan harga sekaligus menutupi kekurangan stok daging sapi nasional.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, mengatakan Indonesia segera menambah impor daging sapi dalam waktu dekat ini.
"Kemarin (Kamis, 12/9/2013), kami bahas. Surat edaran menteri pertanian dan permentan (peraturan menteri pertanian) sudah keluar. Kita bisa tingkatkan pasokan melalui tambahan impor," ujar Gita seusai memberi kuliah umum di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Jumat (13/9/2013).
Penambahan impor itu untuk menjaga kestabilan harga sekaligus menutupi kekurangan stok daging sapi nasional. "Kalau produksi nasional itu cukup, tak perlu impor. Namun, ini produksi nasional kurang,"katanya
Menurutnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar pada akhir Oktober ini, harga daging sapi berkisar Rp 80.000 per kg.
"Di sekitar Bandung sudah sekitar Rp 75.000-80.000. Di Jabodetabek Rp 85.000 tapi di tempat-tempat lain ada harga di atas itu," ujarnya.
Gita pun mengatakan usaha jangka panjang dengan pembelian peternakan sapi seluas satu juta hektare di Australia sebagai pola pikir yang bagus untuk membantu kebutuhan di dalam negeri. Kepentingannya, kata dia, untuk menopang pangan dan ternak dalam negeri.
Menurutnya, selama produksi dalam negeri kurang, Indonesia terpaksa mengimpor. Berdasarkan pantauan Tribun di pasar tradisional Kiaracondong, Bandung, harga per kilogram daging sapi masih berkisar Rp 94.000-95.000.
Dua penjual daging sapi di pasar Kiaracondong, Ujang (42) dan Wahyu (46), harga itu bertahan pascalebaran. "Kemungkinan besar segera naik lagi karena menjelang Iduladha," kata Wahyu saat ditemui Tribun, kemarin. Pria itu memperkirakan kenaikan berkisar Rp 2.000 atau lebih.
Berdasarkan hasil sementara sensus pertanian 2013 Provinsi Jabar pada Mei 2013, jumlah ternak sapi dan kerbau di Jabar turun 105.832 ekor selama dua tahun terakhir. Populasi sapi dan kerbau pada akhir Mei 2013 sebanyak 587.284 ekor.
Dari 26 Kota dan Kabupaten di Jabar, hanya Kabupaten Purwakarta, Kota Bekasi, dan Kota Banjar yang mencatat pertumbuhan sapi yang positif selama rentang waktu dua tahun itu, masing-masing 7,34 persen, 19,24 persen, dan 12,10 persen.
Namun, total pertambahan sapi dan kerbau di tiga wilayah itu selama dua tahun hanya sedikit, 2.102 ekor. Pertumbuhan negatif jumlah sapi dan kerbau berlangsung di 23 kota dan kabupaten lain di Jabar, terburuk terjadi di Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung. Tom/Tribun Jabar