Belum Dapat Visa, Keberangkatan Tim Perunding Inalum ke Jepang Tertunda
Tim Perunding Inalum dari Indonesia ternyata baru Rabu akan melakukan perundingan mengenai Inalum di Tokyo.
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Tim Perunding Inalum dari Indonesia ternyata baru Rabu akan melakukan perundingan mengenai Inalum di Tokyo. Keterlambatannya karena belum mendapat visa dari kedutaan besar Jepang di Jakarta. Rencana sebenarnya, Senin ini (25/11/2013) sudah melakukan perundingan di Tokyo tetapi terkendali visa ke Jepang.
Demikian ungkap sumber Tribunnews.com yang tak mau disebutkan jati dirinya, Senin (25/11/2013) malam.
Menurut sumber itu pula, apa yang akan dibicarakan nanti hari Rabu masih belum diketahui secara pasti, "Tentu saja terkait kontrak kesepakatan antara pihak Indonesia dan Jepang yang telah disepakati di Singapura hari Selasa (12/11/2013). Kami ingin segera diselesaikan dan menerima uangnya dari Indonesia sehingga cepat beres segalanya," papar sumber itu lagi.
Seperti diberitakan di Indonesia, tim perunding tersebut akan bertolak ke Jepang untuk merumuskan pengakhiran perjanjian (termination agreement) terkait akuisisi Indonesia.
"Untuk membuat kata-kata final, kita memutuskan mengirim tim ke Tokyo hari Senin. Untuk mengakhiri kan harus ada beberapa kalimat,hal-hal yang substansial, kalau tidak diselesaikan bisa-bisa mengganggu. Kami menganggap akan lebih sopan jika kita mengirim tim khusus," demikian kata Menteri Perindustrian, Mohamad Suleman Hidayat, di Jakarta, 24 November 2013.
Menurut dia, tim yang akan bertolak ke Jepang terdiri dari perwakilan Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hidayat mengatakan secara substansial tidak ada perubahan yang akan dibahas oleh tim perunding. Harga akuisisi yang diajukan Indonesia tetap 556 juta dollar AS dengan post audit. "Angkanya sama, kondisinya sama jadi tidak ada perubahan secara substansi," katanya.
Menurut Hidayat pula, tim perunding akan berada di Jepang selama sehari dan kemudian kembali ke Jakarta untuk merumuskan penandatangan pengakhiran kerja sama antara Indonesia dan NAA. Diharapkan akuisisi Inalum sudah selesai saat presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kerja ke Jepang pada 12-15 Desember mendatang.
Selain itu Hidayat juga mengatakan teknis post audit termasuk penunjukan auditor independen akan dilakukan setelah penandatanganan pengakhiran kerja sama dilakukan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.