Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Belum Dapat Visa, Keberangkatan Tim Perunding Inalum ke Jepang Tertunda

Tim Perunding Inalum dari Indonesia ternyata baru Rabu akan melakukan perundingan mengenai Inalum di Tokyo.

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Belum Dapat Visa, Keberangkatan Tim Perunding Inalum ke Jepang Tertunda
HERUDIN
Menteri Perindustrian MS Hidayat (tengah) berbincang bersama, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Mardiasmo (kiri), dan Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahajana sebelum rapat koordinasi membahas pengambilalihan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) di Jakarta Selatan, Senin (18/11/2013). Pekan lalu Pemerintah Indonesia dan pemegang saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) asal Jepang akhirnya menyepakati harga provisi atas aset perusahaan aluminium satu-satunya di Asia Tenggara itu senilai 556 juta dolar AS. Angka tersebut merupakan nilai perkiraan sementara aset Inalum sebelum diaudit oleh auditor independen. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM -  Tim Perunding Inalum dari Indonesia ternyata baru Rabu akan melakukan perundingan mengenai Inalum di Tokyo. Keterlambatannya karena belum mendapat visa dari kedutaan besar Jepang di Jakarta. Rencana sebenarnya, Senin ini (25/11/2013) sudah melakukan perundingan di Tokyo tetapi terkendali visa ke Jepang.

Demikian ungkap sumber Tribunnews.com yang tak mau disebutkan jati dirinya, Senin (25/11/2013) malam.
Menurut sumber itu pula, apa yang akan dibicarakan nanti hari Rabu masih belum diketahui secara pasti, "Tentu saja terkait kontrak kesepakatan antara pihak Indonesia dan Jepang yang telah disepakati di Singapura hari Selasa (12/11/2013). Kami ingin segera diselesaikan dan menerima uangnya dari Indonesia sehingga cepat beres segalanya," papar sumber itu lagi.

Seperti diberitakan di Indonesia, tim perunding tersebut akan bertolak ke Jepang untuk merumuskan pengakhiran perjanjian (termination agreement) terkait akuisisi Indonesia.

"Untuk membuat kata-kata final, kita memutuskan mengirim tim ke Tokyo hari Senin. Untuk mengakhiri kan harus ada beberapa kalimat,hal-hal yang substansial, kalau tidak diselesaikan bisa-bisa mengganggu. Kami menganggap akan lebih sopan jika kita mengirim tim khusus," demikian kata Menteri Perindustrian, Mohamad Suleman Hidayat, di Jakarta, 24 November 2013.

Menurut dia, tim yang akan bertolak ke Jepang terdiri dari perwakilan Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hidayat mengatakan secara substansial tidak ada perubahan yang akan dibahas oleh tim perunding. Harga akuisisi yang diajukan Indonesia tetap 556 juta dollar AS dengan post audit. "Angkanya sama, kondisinya sama jadi tidak ada perubahan secara substansi," katanya.

Menurut Hidayat pula, tim perunding akan berada di Jepang selama sehari dan kemudian kembali ke Jakarta untuk merumuskan penandatangan pengakhiran kerja sama antara Indonesia dan NAA. Diharapkan akuisisi Inalum sudah selesai saat presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kerja ke Jepang pada 12-15 Desember mendatang.

Berita Rekomendasi

Selain itu Hidayat juga mengatakan teknis post audit termasuk penunjukan auditor independen akan dilakukan setelah penandatanganan pengakhiran kerja sama dilakukan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas