Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pidanakan Penimbun Gas

Harga gas elpiji ukuran 12 kilogram di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus meroket

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pidanakan Penimbun Gas
Warta Kota/Henry Lopulalan
Didit karyawan Toko Sumber Rejeki sedang menyusun tabung gans elpiji di Jalan Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (2/1/2014). Masyarakat dan pedagang mengeluhkan kenaikan harga elpiji 12 kg mulai 1 Januari 2014 dengan harga pokoknya sebesar 67% per kg, tapi harga jual eceran naiknya hampir dua kali lipat. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

Meskipun belum ada indikasi penimbunan gas elpiji 12 kilogram, Polda Jabar telah melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menindak para pelaku penimbunan atau kecurangan gas elpiji pascadiumumkannya kenaikkan gas tersebut.

"Personel Babinkamtibmas dan intelijen pun dikerahkan guna  memantau serta mengawasi. Saya perintahkan seluruh anggota di Polres dan Polsek mengantisipasi penimbunan gas elpiji ini. Jika terbukti ada akan kita amankan ditahan di Polda," ujar Kapolda.
Harga Naik dan Langka

Salah seorang warga Cimareme Ngamprah,  Naimin (64), mengatakan sejak tiga hari lalu harga gas 12 kilogram di pasaran sudah naik. Menurut dia, saat ini harga gas elpiji 12 kilogram sudah menembus angka Rp 141 ribu per tabung.

Pria yang sehari-hari berjualan aneka gorengan ini mengaku sangat berat untuk membeli gas 12 kilogram akibat kenaikannya yang tidak normal. Ia pun mengaku akhirnya terpaksa beralih menggunakan gas ukuran 3 kilogram agar bisa tetap berjualan.
"Tapi gas 3 kilogram juga sudah naik, harganya Rp 20 ribu. Tapi barangnya juga langka. Saya nyari gas sampai ke Cimahi," kata Naimin.

Begitu pula di Cirebon, warga kelimpungan mencari gas elpiji 3 kg, Jumat (3/1). Mendatangi beberapa warung pengecer elpiji yang berada di Jalan Pancuran tak membuahkan hasil karena semua pengecer mengaku tak punya stok elpiji 3 kg.

"Tadinya hari ini mau beli, tapi ternyata elpiji kosong. Untung masih ada satu lagi yang diperkirakan akan habis sore nanti. Entah besok masih bisa masak atau tidak," kata Ijah, warga Pancuran, Kelurahan Sukapura, Jumat (3/1).

Di Kota Tasikmalaya, para pengecer memperkirakan, dengan naiknya harga elpiji 12 kg yang tergolong fantastis, warga akan mengalihkan pembelian gas ke elpiji 3 kg, termasuk kalangan usaha yang selama ini menggunakan elpiji 3 kg. Karenanya mereka mengharapkan stok elpiji 3 kg ditambah untuk menjaga terjadinya kelangkaan di pasaran.

Berita Rekomendasi

"Kami berharap stok elpiji 3 kg ditambah, untuk mengantisipasi banyaknya warga yang pindah menggunakan elpiji 3 kg yang harganya jauh lebih murah. Kalau tidak ada penambahan, dipastikan akan terjadi kelangkaan dan berdampak pada naiknya harga," kata pengecer elpiji di Jalan Raya Singaparna, Dadang, kemarin. Pengalihan penggunaan elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg dibenarkan pemilik warung nasi.

"Selama ini kami menggunakan elpiji 12 kg untuk memasak, karena praktis tidak sering mengganti dan lebih aman. Tapi setelah naik drastis, kemungkinan akan menggunakan elpiji 3 kg saja agar tidak rugi. Apalagi warung nasi saya masih kecil-kecilan," ujar Dede, pemilik warung nasi di Jalan Ir H Djuanda.

Sementara di Ciamis, justru harga elpiji 3 kg tidak beranjak, tetap Rp 16.000 per tabung. "Sampai hari ini (kemarin, Red) saya masih jual Rp 16.000 per tabung, harganya masih stabil. Stoknya juga stabil. Setiap minggunya saya dapat pasokan gas 3 kg sebanyak 100 tabung. Datangnya setiap hari Rabu, tapi hari Rabu kemarin persis tanggal 1/1 merah alias libur, belum datang pasokannya," ujar Gunawan, pemilik Toko Anugrah di jl A Yani Ciamis kepada Tribun, Jumat (3/1).

Tags:
Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas