Rupiah Menguat Bukan Karena Jokowi Jadi Capres
Chatib Basri menjelaskan menguatnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS pekan lalu bukan karena Joko Widodo menjadi calon Presiden.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan menguatnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS pekan lalu bukan karena Joko Widodo menjadi calon Presiden.
Chatib mengungkapkan rupiah menguat pekan lalu karena ada sentimen positif di luar pasar Indonesia. Chatib membantah rupiah menguat bukan karena aliran uang (cashflow) dari luar negeri banyak masuk ke Indonesia pekan lalu.
"Jadi yang masuk sebetulnya bukan uang dari luar, tetapi euforia dari luar," ujar Chatib di kantor Balaikota DKI Jakarta, Senin (17/3/2014).
Chatib menilai terjadi sebuah kepercayaan di pasar saham asing terhadap mata uang rupiah. Yield dari bond di dalam negeri relatif konstan pada saat pekan lalu.
"Kalau kita lihat apakah itu kepercayaan diri luar masuk terjadi," papar Chatib.
Chatib menambahkan di pasar rupiah sebenarnya penguatannya hanya 30 poin. Sebelumnya diberitakan nilai mata uang rupiah saat Jokowi diumumkan jadi calon Presiden berada di angka Rp 11.415, namun hari ini mata uang rupiah kembali melemah di angka Rp 11.435.