Merger PGN-Pertagas Bertentangan dengan Rencana Dahlan Iskan
Sofyano Zakaria menilai rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggabungkan Pertagas dengan PT PGN (persero) bertentangan
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat energi Sofyano Zakaria menilai rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggabungkan PT Pertamina Gas (Pertagas) dengan PT PGN (persero) bertentangan dengan rencana Dahlan Iskan. Pasalnya, rencana awal PGN akan dimasukkan ke PT Pertamina (Persero).
"Jelas bertentangan dengan persetujuan Menteri BUMN Dahlan Iskan sebelumnya," ujar Sofyano, Minggu (11/5/2014).
Sofyano menilai rencana ini bertentangan pula dengan strategi dan roadmap Kementerian BUMN sendiri. Dalam hal ini penataan BUMN dengan membangun perusahaan holding yang kuat untuk perusahaan sejenis.
"Konsep ini sudah diterapkan dan sukses untuk industri pupuk, semen dan jasa pelabuhan, sehingga akan dilanjutkan lagi untuk sektor industri lain termasuk minyak dan gas (migas)," ungkap Sofyano.
Sofyano juga berpendapat rencana ini juga jelas bertentangan dengan roadmap Pertamina untuk menjadi perusahaan migas dunia. Sebab pada program selanjutnya Pertamina akan menjadi perusahaan energi penguasa Asia.
"Menteri BUMN terkait seperti menelan ludahnya kembali dan menabrak pakem penataan dan pengembangan BUMN yang sangat dipercayai dan dibanggakannya sebagai solusi terbaik ini?" papar Sofyano.