Harga CPO Sulit Terdongkrak
Pasalnya, ekspor CPO dari Malaysia diproyeksi akan meningkat lantaran Bea Keluar (BK) di negeri Jiran tersebut turun lagi
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sulit terdongkrak tinggi. Pasalnya, ekspor CPO dari Malaysia diproyeksi akan meningkat lantaran Bea Keluar (BK) di negeri Jiran tersebut turun lagi pada bulan Juli mendatang.
Mengutip Bloomberg, pada bulan Juli mendatang pemerintah Malaysia menetapkan BK CPO sebesar 5% atau turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 5,5%. Tentu saja, dengan penurunan BK tersebut akan mendorong kegiatan ekspor CPO tersebut.
Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan, dengan skema penerapan BK CPO yang berlangsung saat ini sebenarnya Indonesia sudah kalah bersaing. "Apalagi Malaysia kembali menurunkan BK CPO menjadi 5%," kata Fadhil, Senin (16/6).
Dengan penurunan BK CPO tersebut, eksportir minyak sawit asal Malaysia akan meningkatkan volumenya. Walhasil dengan kondisi tersebut harga CPO diproyeksikan tidak dapat terkerek atau bahkan menekan harga.
Fadhil sendiri memperkirakan harga CPO pada tahun ini akan sulit menembus US$ 1.000 per ton. Dia bilang, harga CPO yang akan terbentuk sepanjang tahun ini menurut Fadhil berada dikisaran US$ 800 per ton-US$ 900 per ton.
Agar dapat bersaing, Fadhil mengharap pemerintah melakukan evaluasi terhadap penerapan BK CPO di dalam negeri. "Kami menyarankan untuk merevisi BK CPO, skemanya seperti di Malaysia," ujar Fadhil. (Handoyo)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.