Produsen Batubara Batasi Produksi, Pasar Ekspor Berkurang
“Pengurangan produksi ini adalah bagian dari strategi kami untuk menekan biaya,” ujar Ray, ditemui di Surabaya, beberapa waktu lalu.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Perusahaan pemasok batu bara di Tanah Air mulai menerapkan strategi pengurangan produksi untuk menghadapi berlebihnya pasokan di pasar dunia.
Salah satu perusahaan tersebut, yakni PT Harum Energy, mengakui pihaknya saat ini harus menurunkan produksi ke level 7,5-8 juta ton, atau turun 30 persen disbanding realisasi produksi akhir tahun lalu, yang mencapai 11,5 juta ton.
Direktur Utama Harum Energy, Ray Gunara, menguraikan, pengurangan produksi ini dilakukan untuk efisiensi. Pasokan batu bara di pasar internasional berlebih, sehingga harga jual melemah.
“Pengurangan produksi ini adalah bagian dari strategi kami untuk menekan biaya,” ujar Ray, ditemui di Surabaya, beberapa waktu lalu.
Ray menuturkan, pengurangan produksi ini tidak terlau mengkhawatirkan, karena toh pihaknya masih mampu tersenyum melihat catatan keuangan yang ada.
Kinerja di semester pertama tahun ini tetap positif, dengan membukukan laba Rp 200 miliar. Ray mengaku, pihaknya tidak mematok target spesifik laba hingga akhir tahun.
Ray juga tidak memungkiri, adanya resiko potensi ,melemahnya tingkat penyerapan batubara dari Tiongkok.
Meski demikian, ia meyakini, permintaan akan tetap tinggi dari proyek pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.
“Dalam sepuluh tahun ke depan, rencana pembangunan pembangkit listrik mayoritas masih menggunakan batu bara. Jadi ada perimbangan, antara penurunan permintaan dari Tiongkok, dan kebutuhan batu bara di negara lain,” tegas dia.
Harum Energy sendiri memproduksi batu bara dengan kadar kalori 5.500. Standar kalori tersebut biasa digunakan untuk pembangkit listrik di luar negeri sehingga praktis mereka mengandalkan pasar ekspor.