Aliansi Global Sepakati Indonesia Jadi Pusat Pengembangan Sektor Kelautan
nantinya akan dibentuk sebuah kerangka kerja Global Alliance Network for Action On Blue Growth and Food Security
Penulis: Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aliansi Global menyepakati Indonesia sebagai pusat dari pengembangan sektor kelautan yang telah mengadopsi tiga unsur yakni ekosistem, sosial ekonomi dan sistem pengelolaan perikanan berkelanjutan yang selanjutnya disebut dengan ‘Jakarta Compass’.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo, mengatakan setelah terbentuknya poros dari aliansi global ini, nantinya akan dibentuk sebuah kerangka kerja Global Alliance Network for Action On Blue Growth and Food Security. Rencananya tindak lanjut dari kerangka kerja sama ini akan dibahas di Grenada pada tahun 2015.
“Dengan terbentuknya Aliansi global Blue Growth, akan membantu pemerintah, nelayan dan pembudidaya, ilmuwan, bisnis, dan masyarakat sipil, serta serikat regional dan organisasi internasional, untuk beradaptasi praktik perikanan budidaya, sistem pangan, dan kebijakan sosial dengan mempertimbangkan baik perubahan iklim dan efisiensi penggunaan sumber daya alam,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, (11/9/2014).
Hasil dari kegiatan ini, adalah pentingnya merangkul pembangunan berkelanjutan ditiga dimensi yakni, sosial,lingkungan hidup dan ekonomis. Seperti diketahui sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkonsistensi dalam percepatan pembangunan kelautan dan perikanan melalui industrialisasi, yang didasarkan pada konsep blue economy.
Penerapan konsep blue economy dalam industrialisasi kelautan dan perikanan memiliki peran penting, untuk mengoreksi pola industrialisasi konvensional yang sering merusak lingkungan, boros sumber daya dan energi, dan menimbulkan kesenjangan sosial. Tak ayal jika, pemerintah Indonesia dalam hal ini KKP diakui di dunia internasional sebagai leading country on blue economy.
Sebagai gambaran, pada tahun 2050 diperkirakan, populasi manusia mencapai 9 miliar orang sehingga akan terjadi peningkatan kebutuhan akan pangan. Seiring dengan itu,sub sektor perikanan budidaya menjadi potensi yang prospektif untuk dikembangkan.
Di sisi lain permintaan yang dihasilkan dari pertumbuhan sektor perikanan budidaya diprediksi akan menjadi pemacu bagi pembangunan ekonomi negara-negara yang memiliki sumber daya perikanan yang melimpah. Seiring dengan itu, sub sektor budidaya perikanan telah dipromosikan secara aktif melalui kegiatan berupa GAAP (Global Aquaculture Alliance Platform) yang merupakan upaya kemitraan global menuju pencapaian pembangunan berkelanjutan di sektor budidaya.
Sementara, tujuan akhir dari Blue Growth Initiative untuk mempromosikan pemanfaatan dan pengelolaan berkelanjutan dan konservasi sumber daya air terbarukan, dalam ekonomi, sosial dan lingkungan secara bertanggung jawab.
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah berkomitmen dalam mempromosikan Ekonomi Biru. Adapun bentuk dukungan tersebut ditunjukkan melalui komitmen penguatan kebijakan, kerjasama regional, mendukung ketahanan ekonomi dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.
Sebagai informasi tambahan, perairan umum di Indonesia telah memainkan peranan penting dalam menyediakan sumber daya perikanan, baik untuk kegiatan perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Secara keseluruhan kegiatan budidaya perikanan di perairan umum memegang kontribusi terbesar ekspor perikanan yang mengalami surplus setiap tahunnya.
Jika berkaca pada triwulan pertama tahun 2014, sektor perikanan mengalami surplus perdagangan mencapai 988 juta dollar AS. Angka ini meningkat sebesar 39 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2013 lalu.
Maka dari itu, secara umum pengelolaan perairan umum dengan lestari bernilai strategis dalam menopang program pengembangan peningkatan produksi perikanan nasional sekaligus dalam mendukung ketahanan dan kemandirian pangan nasional.
Sejalan dengan itu, KKP terus mengembangkan berbagai metode ramah lingkungan yang mengadopsi Blue Economy. Semisalnya untuk sub sektor perikanan tangkap KKP telah menginisasi Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) di wilayah pengelolaan perikanan.
Metode ini menekankan pentingnya pengelolaan perikanan yang efektif dan bertanggung jawab dengan mengadopsi tiga unsur yakni ekosistem, sosial ekonomi dan sistem pengelolaan perikanan. Pendekatan ekosistem untuk pengelolaan perikanan ini sangat penting diimplementasikan di Indonesia sebagai salah satu acuan penting pengelolaan, menuju perikanan Indonesia lestari untuk kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, dalam lokakarya tersebut, para peserta konferensi juga mencapai kata kesepakatan dalam menempatkan potensi laut untuk berkontribusi terhadap manfaat sosial dan ekonomi secara berkelanjutan melalui pendekatan ekonomi biru, sebagai sebuah strategi.
Di sisi lain, ajang pertemuan bertaraf internasional ini telah menyusun rencana aksi lain dalam mengurangi inefisiensi dalam usaha perikanan dan kebutuhan data dan informasi yang valid tentang peluang investasi yang didukung oleh kebijakan yang berpihak pada investasi, logistik dan penguatan kemitraan,menciptakan insentif bagi nelayan dan pembudidaya, untuk mengadopsi praktik-praktik Blue Growth, serta jaminan keamanan dan kepastian berinvestasi di sektor kelautan dan perikanan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.