10 Tahun SBY Memimpin Indonesia Penuh Impor Pangan
"Indonesia menjadi negara yang pangannya bergantung pada impor," kata Nikmah saat acara diskusi rapor merah kebijakan politik luar negeri SBY.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Masyarakat Sipil Indonesia untuk Kebijakan Luar Negeri (ICFP) menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono gagal memenuhi pangan dalam negeri, selama 10 tahun memimpin Indonesia.
Aktivis ICFP Khoirun Nikmah mengatakan, pemenuhan pangan hingga saat ini semuanya hasil impor dari negara lain. Padahal, pemerintah selalu mengembor-gemborkan melakukan swasembada pangan.
"Indonesia menjadi negara yang pangannya bergantung pada impor," kata Nikmah saat acara diskusi rapor merah kebijakan politik luar negeri SBY di Jakarta, Minggu (12/10/2014).
Merujuk Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor 472,7 miliar ton beras pada 2013. Sementara harga besar eceran semakin mahal yang pada Febuari 2014 sebesar Rp 11.389 per kilo dari Rp 10.819 per kilo di Februari 2013.
"Selain beras, kebutuhan kedelai harus diimpor. Jadi hampir 70 persennya kita impor. Jadi sebagian besar produk pangan untuk kita didatangkan melalui impor," simpul Nikmah.
Nikmah melihat kebijakan yang diterapkan oleh SBY selama memimpin Indonesia, telah gagal dalam berdiplomasi di bidang perdagangan dan kedaulatan pangan.