Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Telkomsel LOOP: Agar Anak Muda Tak Pintar Mem-Bully Tapi Jago Cari Uang

Telkomsel punya cara menarik untuk melakukan penetrasi sekaligus mengedukasi pasar.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Telkomsel LOOP: Agar Anak Muda Tak Pintar Mem-Bully Tapi Jago Cari Uang
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
SMART DIGITAL CLASSROOM - Seorang alumni mengajar di Smart Digital Classroom SMA Negeri 3 Bandung, Jalan Belitung, Kota Bandung, Kamis (7/8/2014). Kelas berbasis IT yang diberikan oleh Telkomsel ini merupakan konsep rancangan alternatif interaksi pembelajaran antara guru dan siswa dengan memanfaatkan teknologi internet yang terintegrasi dalam lingkungan sekolah sehingga desiminasi pendidikan berjalan lebih efektif dan efisien. Ini merupakan satu di antara langkah Telkomsel melakukan penetrasi pasar lewat cara yang unik dan menarik. 

Ada gurat kecemasan saat badan dunia UNICEF mengeluarkan hasil studinya bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika soal "Penggunaan Internet di kalangan anak-anak dan remaja di Indonesia" medio Februari 2014 silam. Penetrasi internet di kalangan anak muda Indonesia memang meningkat pesat, namun itu beriring risiko destruktif bila tak ada program yang mengarahkan luapan kreatifitas mereka secara benar. Telkomsel punya cara menarik untuk melakukan penetrasi sekaligus mengedukasi pasar.

RAMDAN Saputra asyik menyiapkan sebuah alat yang terhubung dengan sebuah smartphone miliknya. Sementara dua temannya, Solihin dan Ridwan tampak sibuk merapikan rambut dan baju yang mereka kenakan.

Tak lama, ketiga remaja berusia kisaran 18 tahun-an, siswa sekolah menengah atas itu bak berada di dunia berbeda kala ber-selfie ria menggunakan 'tongsis' depan gerai makanan siap saji di sebuah pusat perbelanjaan Jakarta.

"Nanti langsung upload di Facebook ya," kata Ridwan.

"Jangan lupa kasih tag ke yang lain," timpal Solihin lalu diiyakan Ramdan yang entah berapa kali sudah mengambil gambar pada momen tadi.

Baik Ramdan, Solihin, dan Ridwan mengaku masing-masing punya akun media sosial sendiri. Lazimnya anak gaul sekarang, kini mereka biasa mengakses dunia maya melalui ponsel pintar yang mereka punya. Tak seperti dulu kala mereka harus pergi ke warnet jika ingin online.

"Sekarang gampang banget. Asal ada pulsa, bisa online. Habis diupload, pasti seru. Banyak yang comment. Bisa ngobrol dan seru-seruan. Bisa nge-share apapun yang ada. Termasuk narsis-narsisan," kata Ramdan lalu tertawa.

Berita Rekomendasi

Apa yang diucapkan Ramdan memang jadi fenomena umum di kalangan remaja saat ini.  Mereka menjadi mata rantai ekosistem digital yang aktif, kreatif, dan produktif di mana interaksi sosial secara maya merupakan hal yang biasa terjadi.

Terkait fenomena itu, hasil penelitian UNICEF menunjukkan sebagian besar anak-anak dan remaja di Indonesia sekarang memang sudah mengakses internet secara teratur.

Penggunaan internet, menurut studi itu, umumnya  untuk mencari informasi untuk studi mereka, untuk bertemu dengan teman-teman, dan untuk menghibur diri mereka sendiri.

Namun, studi itu juga mengungkapkan, banyak remaja tidak menyadari potensi risiko yang ada ketika berbagi data pribadi dan bertemu orang asing secara online. Yang terjadi berikutnya adalah -sama seperti yang terjadi di banyak negara lain, sejumlah besar anak-anak di Indonesia telah menjadi korban cyberbullying.

Atas pesatnya penetrasi internet di kalangan anak-anak dan remaja, UNICEF menyarankan adanya sebuah program filterisasi, sebagai bentuk tanggung jawab sosial dari tiap stakeholder di dunia ke-internet-an.


"Kita perlu menemukan keseimbangan yang tepat antara peluang dan risiko dalam dunia digital," kata Perwakilan UNICEF Angela Kearney dilansir situs resmi UNICEF Indonesia.

Pasar Potensial

Pada sisi lain, kalangan usia anak-anak dan remaja menjadi ceruk pasar yang sangat potensial. Ramdan dkk di atas merupakan generasi native netizen yang sudah dinaungi oleh sebuah ekosistem digital dari hasil interaksi modern secara maya sejak mereka lahir. Segmen pasar ini terus tumbuh seiring naiknya populasi global, Indonesia khususnya.  

Data UNICEF menunjukkan, peralihan penggunaan internet menjadi mobile juga secara signifikan terjadi pada kelompok usia 10 sampai 19 tahun, populasi besar dari 43,5 juta anak-anak dan remaja .

Hal ini bukan tidak disadari oleh penyedia layanan mobile digital. Telkomsel sebagai leader dalam dunia ini misalnya, menjadikan segmen remaja sebagai prioritas pengembangan dan penetrasi pemasaran.

Vice President Prepaid and Broadband Marketing Telkomsel, Ririn Widaryani mengatakan, Telkomsel memfokuskan diri pada pembangunan layanan data dan youth. Ini, kata Rini, dalam upaya mewujudkan visi Telkomsel sebagai penyedia layanan dan solusi mobile digital lifestyle kelas dunia yang terpercaya.

Adanya kenaikan potensi pasar ditunjukkan oleh kenaikan trafik data Telkomsel selama semester pertama 2014 hingga 147 kali lipat dari periode yang sama di 2013. Adanya kenaikan trafik data Telkomsel itu di antaranya lantaran kian meningkatnya pengguna smarthphone di Indonesia.

Kenaikan mencapai 56,8 persen dibandingkan semester I tahun 2013. Hingga semester I tahun 2014 jumlah pelanggan data Telkomsel mencapai lebih dari 63 juta atau tumbuh 22,3 persen dibandingkan dari tahun sebelumnya.

“Kami memprediksi akan terjadi kenaikan yang signifikan pada mobile Internet dalam beberapa tahun ke depan. Untuk itu kami terus mengembangkan layanan data yang kami tawarkan kepada pelanggan, sesuai kebutuhan mereka. Dalam menghadirkan internet yang cepat dan stabil, kami pun didukung lebih dari 80,000 BTS yang tersebar hingga ke pelosok, sehingga pelanggan dapat menikmati layanan data Telkomsel, dimanapun dan kapanpun,” ungkap Ririn.

Khusus untuk segmen remaja, Telkomsel punya cara khusus berupa program aktif penggarapan pasar secara simultan. Itu ditandai oleh peluncuran brand LOOP, program yang khusus diperuntukkan bagi remaja berusia 12-19 tahun, pada awal tahun ini.

Sejumlah program lanjutan LOOP pun digulirkan. Lihat bagaimana kesuksesan gelaran One Million Dreams Concert di 10 kota secara serentak dengan metode live streaming atau kompetisi mini soccer LOOP Soccer FunFest yang dibanjiri pengunjung dan peminat.

“Tingkat pertumbuhan terhadap brand LOOP terlihat cukup signifikan sejak peluncurannya di awal tahun. Brand LOOP telah mendapatkan apresiasi dari market youth, dan awareness yang meningkat terhadap brand bisa terlihat dari engagement program yang telah sukses berjalan, di mana terdapat atensi yang cukup tinggi di digital media terkait program-program engagement tersebut,” ungkap Ririn.

Edukasi dan Tanggung Jawab Sosial

Merujuk pada suksesnya program penetrasi pasar sebelumnya, Telkomsel kini menggulirkan program terbarunya yang dinamakan LOOP KePo (Kreatif Project), suatu rangkaian kegiatan yang khusus diperuntukkan bagi LOOPers (sebutan pelanggan LOOP), yang mengangkat sisi edukasi, kreativitas, dan teknologi digital.

Vice President Sales and Marketing Telkomsel Jawa Bali, Herry Setiawan, menyiratkan ada misi dan tanggung jawab sosial dalam mengedukasi pasar lewat program Loop KePo Telkomsel.

Menyadari potensi yang ada, program LOOP KePo Telkomsel ini mencoba mengarahkan sisi kreatifitas anak-anak muda ke kegiatan produktif yang mampu menghasilkan uang secara nyata buat mereka.

"Melalui LOOP Kepo, Telkomsel ingin memberikan pengetahuan kepada segmen youth. Diharapkan ke depan, anak-anak muda kita semakin inovatif dan karyanya bisa bersaing di industri kreatif dunia," kata Herry dalam satu roadshow di Kota Malang, Oktober silam.

Ujaran Herry merujuk pada kegiatan Digital Writing dan Mobile Video, event Telkomsel soal bagaimana menjadi pribadi muda yang kreatif.

"Digital Writing dan Mobile Video ini sebuah aktivitas yang dekat dengan kehidupan anak muda. Aktivitas ini bisa dilakukan anak-anak lewat beragam gadget yang dimiliki,"ujar Herry.

Herry menjelaskan, dengan gadget seseorang bisa membuat film yang bernilai positif dan ekonomi seperti yang dilakukan seorang Raditya Dika. Dika sukses dengan karya film pendeknya di Youtube "Malam Minggu Miko". Karyanya berhasil ditonton satu juta orang hingga akhirnya diangkat ke layar lebar.

"Kami ingin lebih banyak anak muda Indonesia secara cerdas menggunakan gadget untuk hal-hal yang positif serta bernilai ekonomi. Telkomsel mencoba mengarahkan pada aktivitas Digital Writing dan Mobile Video melalui LOOP Kepo. Ini sekaligus memperkuat brand Loop yang memang dikhususkan buat segmen pasar anak muda," papar Herry.

Harry berharap melalui media sosial, generasi muda bisa menghasilkan uang yang besar.

"Jika hasil videonya di upload di YouTube kan nantinya bisa ditonton ribuan hingga jutaan orang. Imbasnya bisa diambil sutradara film, seperti film karya Dika," jelasnya.

Bagaimana reaksi pasar atas program ini? Saat di Malang saja, kata Herry Ada 400 anak mengikuti coaching clinic 'Digital Writing dan Mobile Video'.

"Karena tempatnya terbatas kami hanya membatasi 400 peserta. Ini luar biasa banyak yang daftar tapi maaf harus dibatasi," imbuh Harry.

Adapun Roadshow LOOP KePo di Area Jawa Bali dilaksanakan di 4 kota dimulai dari Malang pada 19 Oktober di Grapari Malang, lalu Surabaya pada 26 Oktober bertempat di Surabaya Town Square, di Sportorium UMY Yogyakarta pada 2 November, dan di GOR Lila Buana, Denpasar pada 16 November mendatang. Event ini juga dilakukan secara nasional di Bandung, Medan, Palembang, dan Manado selain di area Jawa Bali.

Rangkul Facebook

Secara umum Herry memaparkan, ada tiga fokus utama yang digarap Telkomsel terutama untuk segmen anak muda ini melalui platform 3 C yaitu community, connectivity, dan content.

Facebook dinilai sebagai sebuah aplikasi sangat tepat menerapkan tiga fokus utama tersebut. Karena itu, momen blusukan CEO Facebook Mark Zuckerberg ke Indonesia Oktober silam, dimanfaatkan untuk meningkatkan sinergi Telkomsel dengan Facebook sebagai sosial media nomor satu di dunia.

Pada pertemuan antara 'bos besar' Facebook dan jajaran Direksi Telkomsel yang diwakili langsung Direktur Utama Telkomsel, Alex J Sinaga, Direktur Marketing Alistair Johnston, Direktur Planning & Transformation, Edward Ying, serta Vice President Digital Lifestyle Telkomsel, Marina Kacaribu terjalin komitmen antara Telkomsel dan Facebook untuk menjalin kemitraan dalam meningkatkan penetrasi internet di Indonesia.

Dari keterangan pers yang diperoleh Tribunnews.com, tujuan utama dari terjalinnya kerja sama tersbeut, tak semata demi kepentingan penetrasi pasar, tetapi juga untuk meneruskan program-program bersifat edukatif ke khalayak internet sebagai bagian dari ekosistem digital dunia.

"Sebagai penyedia layanan mobile broadband terbesar di Indonesia dengan visi menjadi penyedia layanan dan solusi digital di Indonesia, Telkomsel terus melakukan berbagai inovasi agar visi tersebut dapat terwujud dan memberikan manfaat bagi pembangunan masyarakat digital Indonesia. Pertemuan Facebook dan Telkomsel, selain membahas berbagai kerjasama yang sudah terjalin selama ini antara Facebook dengan Telkomsel, juga menjajaki kolaborasi yang lebih kuat di masa mendatang untuk meningkatkan penggunaan internet di Indonesia yang saat ini mencapai 82 juta pengguna," seperti tertuang dalam keterangan pers.

Adapun Telkomsel saat ini memiliki lebih dari 138 juta pelanggan, di mana saat ini terdapat lebih dari 84.000 BTS yang tersebar hingga ke pelosok dan 369 broadband city. Atas kerja keras yang dilakukan, terlebih social responsbility yang dilakukan, Telkomsel sukses meraih dua penghargaan sekaligus di acara Marketeers Award 2014 yang digelar di Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Rabu (23/10/2014) silam. Penghargaan tersebut diberikan oleh Majalah Marketeers bekerjasama dengan lembaga riset MarkPlus Insight.

Dua penghargaan bergengsi itu, adalah “Indonesia's Most Favorite Netizen Brand 2014" untuk kategori Internet Service Provider, serta “Indonesia's Most Favorite Youth Brand 2014" untuk kategori operator seluler.

Lepas dari banyak penghargaan yang diperoleh Telkomsel, usahanya untuk mereduksi dampak negatif dari internetisasi masyarakat secara global memang perlu ditiru pihak lain.Program LOOP dan sederet langkah lanjutannya, hanya satu di antara cara efektif yang bisa dikembangkan guna menciptakan ekosistem digital yang sehat, khususnya di Indonesia.

Penetrasi pasar yang dilakukan Telkomsel terhadap pasar anak muda, terbukti secara efektif mampu mengedukasi pasar agar peluang memperoleh penghasilan tercipta sejak usia muda.

Ini tentunya juga akan berdampak langsung terhadap fenomena cyberbullying, sehingga anak-anak muda seperti Ramdan, Ridwan, dan Solihin tak pintar mem-bully di dunia maya tapi jago menciptakan uang atas ide dan potensi kreatifitas yang mereka miliki. (hasiolan eko p gultom/tribunnews)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas