OJK Dorong Pembiayaan Ekonomi dari Obligasi
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad, mengatakan OJK akan terus berupaya fokus pada pendalaman pasar surat utang
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad, mengatakan OJK akan terus berupaya fokus pada pendalaman pasar surat utang, agar mampu menjadi sumber pembiayaan utama bagi peningkatan angka pertumbuhan ekonomi, selain dari perpajakan.
"Pajak tetap jadi sumber pendanaan utama. Untuk ekonomi lebih tinggi membutuhkan sumber dana yang lain," kata Muliaman di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (21/11/2014).
Muliaman melihat obligasi saat ini menjadi opsi yang lebih menarik untuk membiayai pertumbuhan ekonomi, dibandingkan melakukan utang luar negeri.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kemenkeu, sepanjang 2014 tercatat dana dari obligasi mencapai Rp 464,7 triliun atau mengalami kenaikan 64 persen dibanding pada 2013.
"Meski nilai itu besar, tetapi jika dibandingkan dengan kebutuhan pendanaan yang diperlukan, angka tersebut masih bisa tumbuh lebih besar," ujarnya.
Dengan demikian, Muliaman berharap, kebutuhan pendanaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bisa lebih besar datang dari investor domestik. Sebab, selama ini banyak investor asing mendominasi.
"Sehingga asing yang menikmati hasil obligasi kita. Pada 14 November 2014, investor asing tercatat 37,4 persen dari total SUN," ucap Muliaman.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.