Tinggalkan Garuda, Emirsyah: 'Mau Bernafas Dulu'
Alasan utama Emirsyah mundur dari Garuda, karena ingin memberi kesempatan untuk direksi baru
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar sudah mempunyai rencana khusus setelah mundur dari jabatannya sebagai pemimpin perusahaan BUMN maskapai penerbangan tersebut.
"Saya mau bernafas dulu," ujar Emirsyah di kantor Kementerian BUMN, Kamis (11/12/2014).
Alasan utama Emirsyah mundur dari Direktur Utama Garuda Indonesia, karena ingin memberi kesempatan untuk direksi baru Garuda ke depan. Meski Emirsyah masih ada beberapa waktu hingga 22 Maret, namun ia menjelaskan bahwa jika masih menjabat akan kehilangan 1 triwulan.
"Karena nunggu, itu sudah hilang 1 triwulan ya untuk manajemen baru. jadi lebih bagus manajemen baru masuk dulu sekarang ada waktu 2-3 minggu untuk menyiapkan, sehingga 2015 full year," kata Emirsyah.
Meski Garuda Indonesia ditinggal Emirsyah menegaskan perseroan sudah membuat program kerja ke depan bernama quantum lid, program kerja sampai 2025. Untuk pengembangan Emirsyah memaparkan Garuda lebih banyak domestik, tapi dengan armada yang baru pendanaan sudah fix jadi tidak perlu cari pendanaan.
"Sudah cukup, sekarang tinggal eksekusinya," jelas Emirsyah.
Emirsyah menambahkan bahwa Garuda sekarang ini bukan Garuda yang dulu lagi. Pasalnya sekarang Garuda sudah memiliki 168 pesawat dengan 600 penerbangan dalam sehari. Selain itu Garuda juga sudah mempunyai anak usaha yang sukses yakni Citilink Airlines.
"Yang penting kesinambungan antara estafet ini ya ini benar-benar berjalan dengan bagus, kita harus pikirkan," ungkap Emirsyah.