Mobil di Indonesia Siap Konsumsi Pertalite
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengungkapkan Pertalite sudah siap digunakan dan sesuai dengan pasar kendaraan di Indonesia
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengungkapkan Pertalite sudah siap digunakan dan sesuai dengan pasar kendaraan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi dan produksi mobil di dalam negeri.
Menurut Dwi, RON 90 ke atas sudah banyak dikonsumsi kendaraan di dalam negeri, kecuali merek Suzuki yang masih mampu menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Premium dengan RON 88.
"Mobil yang beredar di Indonesia saat ini rata-rata membutuhkan RON 90-92 kecuali Suzuki yang masih 88," ujar Dwi di Komisi VII DPR RI, Rabu (22/4/2015).
Produk BBM jenis baru milik Pertamina, Pertalite sudah memiliki izin Direktorat Jenderal Migas. Secara resmi BBM dengan kualitas RON 90 sudah bisa dijual.
"Spesifikasi BBM RON 90 juga sudah ada di SK Dirjen Migas 90/10/2013 pada 22 Maret 2013," ungkap Dwi.
Seperti diketahui, Pertamina telah merilis Pertalite pekan lalu. Pertalite adalah Bahan Bakar Minyak (BBM) berkadar Researce Octane Number (RON) 90. BBM jenis baru ini akan mulai didistribusikan pada Mei mendatang.
Penyaluran Pertalite akan dimanfaatkan Pertamina sebagai peralihan konsumsi BBM kadar RON 88 atau premium. Meski penyaluran premium tak dihentikan, Pertamina akan membatasi pasokan bensin di wilayah tertentu.
Vice President Fuel Marketing Pertamina, Muhammad Iskandar bilang, harga Pertalite berada di range harga jual Premium dan Pertamax, yakni Rp 8.000-Rp 8.300 per liter.
Catatan saja, harga bensin di luar Jawa, Madura, dan Bali Rp 7.300 per liter. Sementara harga premium di Jawa, Madura dan Bali Rp 7.400 per liter. Sedangkan harga Pertamax saat ini Rp 8.600 per liter.
Mengenai harga jual, pada awalnya Pertalite akan dijual di kisaran Rp 8.300 sampai Rp 8.500. Namun Pertamina akan mengkaji ulang harga Pertalite kembali. "Kami belum putuskan harganya berapa karena masih dilakukan evaluasi," papar Dwi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.