Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Songket Sumatera dan Tenun Kalimantan Dipacu Jadi Industri Kreatif

Produk kerajinan tangan yang diangkat jadi budaya lokal diyakini memiliki keunggulan dibanding produk impor.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Songket Sumatera dan Tenun Kalimantan Dipacu Jadi Industri Kreatif
ist
Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Euis Saedah memperhatikan Erlinda pengrajin sulaman kepala peniti dari Padang pada Pameran Produk IKM Terbaik Sumatera Kalimantan di Plasa Pameran Industri Kementerian Perindustrian, Jakarta 19 Mei 2015 

Tribunnews.com, Jakarta - Produk kerajinan tangan yang diangkat jadi budaya lokal diyakini memiliki keunggulan dibanding produk impor. Untuk itu, para pelaku industri kecil menengah didukung pemerintah untuk memacu kualitas dan kreasinya.

Pertama, produk tersebut membangkitkan ikatan personal karena mewakili identitas akar budaya si pemakai. Ini terasa pada produk fashion seperti kain tradisional Songket Sumatera, Tenun Sabuk Kalimantan, batik Yogyakarta, Solo atau kain lainnya.

Kedua, buah karya perajin menjadi buah tangan pelancong domestik maupun manca negara sebagai penanda telah mengunjungi daerah tempat kerajinan itu berasal.

Yang ketiga, produk kerajinan budaya lokal juga menjadi sarana solidaritas antardaerah dan pembangkit kebanggaan pada keragaman bangsa.

”Kini makin sering kita temui, para anak muda hingga yang dewasa memakai produk kerajinan tangan berbasis budaya lokal terutama yang wearable. Seperti jenis kain tradisional atau baju bermotif khas daerah,” ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Selasa (19/5/2015).

Hal itu memperlihatkan keunggulan produk industri kreatif yang mampu menunjukkan identitas budaya. Menurut Menperin, kecenderungan positif itu turut menjaga konsistensi pelaku industri kreatif.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menekankan hal itu untuk menyemangati para peserta pameran ”Produk Unggulan Sumatera dan Kalimantan 2015”. Pameran digelar di Plasa Pameran Industri, Gedung Kementerian Perindustrian dari Selasa-Jumat, 18-23 Mei 2015.

Berita Rekomendasi

Menurut Menteri, pelaku industri bisa memanfaatkan pasar anak muda untuk meningkatkan minat pemakaian produk. Salah satunya karena kecenderungan anak muda bereksperimen memadu padan produk fashion pada pakaian sehari-hari.

Misalnya, dia mencontohkan, kain tradisional tidak terbatas menjadi baju tetapi juga menjadi bahan tas selempang. ”Para profesional begitu juga, seperti para fotografer jurnalistik yang saya perhatikan suka melingkarkan kain selendang di leher dan pundak untuk menahan cuaca ketika meliput di lapangan,” ujar Menperin.

Songket Iddhi Sumbar
Pada Rabu (20/5), akan digelar pula launching dan fashion show Songket Iddhi asal Sumatera Barat di tempat yang sama. Jenis songket yang merupakan pengembangan para desainer Sumbar ini mudah dibawa-bawa, nyaman dipakai, seratnya lebih menyatu saat dipotong dan dijahit.

Selain produk sandang kain songket Sumatera Barat, dipamerkan juga kain sulaman, batik tanah liat serta bordir dari daerah Sumatera lainnya dan produk pangan rendang hingga keripik balado.

Sementara dari Kalimantan, digelar kain tenun sabuk, belitang, ensaid panjang, dan tenun kapuas hulu. Sedangkan produk pangan yang terkenal antara lain, masakan asam pedas di daerah Pontianak, kerupuk basah, serta masakan daging di dalam bambu khas Dayak.

Senada, Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kemperin, Euis Saedah mengungkapkan industri kreatif saat ini akan terus didorong sebagai salah satu dasar untuk pengembangan ekonomi nasional.

“Hasil semuanya itu akan dapat berkontribusi sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan ataupun pedesaan yang sanggup menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat perajin,” ujarnya. ***

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas