Rupiah Melemah, BCA Yakin Tidak Ada Penurunan Likuiditas
penurunan kurs rupiah berpotensi mengerek naik kredit macet atau non performing loan (NPL) dari perusahaan berbasis impor
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank BCA meyakini kinerjanya tidak akan terganggu di tengah pelemahan rupiah saat ini. Direktur Utama Bank BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi dampak penurunan rupiah sehingga tidak mengakibatkan penurunan likuiditas.
Penurunan kurs rupiah juga belum mengganggu transaksi valas di BCA. “Jumlah transaksi valas relatif stabil dibandingkan sebelumnya,” ujar Jahja Selasa (28/7/2015).
Jahja mengakui, penurunan kurs rupiah berpotensi mengerek naik kredit macet atau non performing loan (NPL) dari perusahaan berbasis impor.
Untuk itu, perseroan juga sudah mengantisipasi potensi kenaikan NPL tersebut. Kendati saat ini ada sedikit kenaikan NPL, tapi itu sudah bisa diantisipasi sehingga tidak membahayakan likuiditas.
Sebagai informasi, sampai kuartal I-2015 ini, rasio dana pihak ketiga (DPK) BCA terhadap kredit sebesar 74,91%. Artinya dalam hal likudiitas, kondisi BCA masih cukup likuid. Menurut Jahja, sampai akhir tahun kondisi likudiitas BCA akan dijaga dalam kondisi yang optiumal.
“Selain itu sampai akhir tahun diproyeksi pertumbuhan kredit masih cukup bagus yaitu 12%,” ujar Jahja.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja industri perbankan sepanjang tahun 2015 masih penuh tantangan. Dalam revisi rencana bisnis bank (RBB) yang disampaikan pada tengah tahun ini kepada OJK, industri perbankan merevisi besaran proyeksi target pertumbuhan kredit tahun ini menjadi 13%-15% dari sebelumnya 16%-17%. (Galvan Yudistira)