Penjualan Rumah di Jakarta Anjlok 70 Persen
Pelemahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2015 dan anjloknya mata uang rupiah terhadap dolar AS, menggerus pasar properti.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelemahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2015 dan anjloknya mata uang rupiah terhadap dolar AS, menggerus pasar properti.
Data Perum Perumnas (Persero) mencatat, penjualan perumahan di berbagai daerah menurun drastis.
Direktur Utama Perum Perumnas Himawan Arief Sugoto mengatakan, terjadi penurunan sampai 70 persen untuk penjualan di properti di Jakarta. Hal tersebut akibat dampak melemahnya mata uang rupiah yang membuat harga komponen dan bahan baku pembangunan rumah menjadi mahal.
"Penurunan bisa sampai 70 persen di pusat Jakarta," ujar Himawan di kantor perum perumnas, Kamis (6/8/2015).
Menurut Arief, penurunan penjualan perumahan terjadi pada rumah menengah keatas. Rata-rata penurunan untuk rumah kelas tersebut sekitar 40-50 persen. "Penjualan rumah middle up penurunan sampai 40 bahkan 50 persen," ungkap Himawan.
Selain dampak makro ekonomi, Himawan juga menyebutkan kebijakan perbankan semakin mempersulit masyarakat memperoleh akses hunian yang layak.
Dalam hal ini pembayaran uang muka 30 persen masih dinilai berat oleh Perumnas, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Kebijakan di perbankan menghambat. Harusnya juga bisa mempermudah, contohnya DP (down payment) 30 persen sangat berat, namun bagi MBR hanya 1 persen," papar Himawan.