Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pelemahan Rupiah Bikin Pengusaha Makanan dan Minuman Galau

GAPMMI menilai pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada saat ini menyulitkan pengusaha dalam menjalankan bisnisnya.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Pelemahan Rupiah Bikin Pengusaha Makanan dan Minuman Galau
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka di kisaran Rp 14.006 dan sempat mencapai posisi tertinggi pada level Rp 14.017 karena imbas dari perang mata uang (currency wars). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) menilai pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada saat ini menyulitkan pengusaha dalam menjalankan bisnisnya.

Ketua GAPMMI Adhi S Lukman mengatakan, kebutuhan bahan baku untuk industri makanan dan minuman dalam negeri, sebagian besar dipenuhi dari negara-negara lain.

Alhasil, pengusaha perlu mengimpornya dan ketika dolar AS menguat maka biaya yang dikeluarkan semakin besar.

"Dilema, kalau menaikkan harga di tengah lemahnya ekonomi dan daya beli masyarakat. Kami tentunya mengurangi margin, itu lebih baik daripada menaikkan harga tapi penjualannya turun lebih banyak," ujar Adhi di Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Menurut Adhi, beberapa cara dilakukan pengusaha makanan dan minuman dalam mengatasi pelemahan rupiah, yakni meningkatkan pasar ekspor di tengah sulitnya pasar global dan berinovasi produk baru serta mencari bahan baku alternatif.

"Tapi ini butuh waktu yang panjang. Kita melakukan efisiensi produksi, tapi tidak ada PHK (pemutusan hubungan kerja) besar-besaran saat ini, namun sudah ada beberapa yang mengurangi jam kerja," tuturnya.

Melihat kondisi yang serba sulit seperti sekarang, Adhi berharap ke pemerintah saling berkordinasi antar kementerian untuk segera menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Berita Rekomendasi

"Kemudian tidak membuat aturan baru sementara yang bisa melemahkan daya saing," ucap Adhi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas