Persaingan Sengit Bisnis Es Krim yang Kian Menjamur
Semakin banyak pelaku usaha yang menekuni bisnis es krim. Bahkan, tawaran kemitraan bisnis es krim kian menjamur.
Editor: Hendra Gunawan
Untuk bahan baku durian, ia mengambil pasokan dari di Jawa dan Medan. “Jawa dan Medan punya musim panen bergantian. Jadi, pasokan durian bisa aman,” kata Amin.
Amin berencana menambah 10 rumah produksi es krim. Ini dilakukan untuk menekan biaya dan waktu pengiriman. Saat ini, Uno Ice Cream memiliki rumah produksi di Jambi dan Kalimantan.
Es Krim Kezam
Usaha ini dibesut oleh Esty Surwanti di Bekasi, Jawa Barat pada tahun 2012. KONTAN sempat mengulas kemitraan ini pada Juli 2013. Pada saat itu Esty telah memiliki 14 mitra usaha yang tersebar di wilayah Tangerang, Bekasi, Cikampek dan Indramayu.
Namun, ketika diulas kembali oleh KONTAN pada September 2014, mitra usahanya tersisa 11 gerai. Menurut Esty, kemuduran jumlah mitra usaha karena pemilihan lokasi penjualan yang kurang strategis. Tapi, lanjut Esty, minat mitra usaha baru masih cukup banyak. Namun, ia kini lebih selektif mencari mitra termasuk penentuan lokasi usaha.
Upaya Esty tak sia-sia. Kini, mitra Es Krim Goreng Kezam kembali bertambah menjadi 14 gerai. Dari total gerai itu, dua di antaranya milik pusat dan sisanya milik mitra. Esty bilang, saat ini gerai Es Krim Goreng Kezam tersebar di Jakarta, Bekasi, dan Surabaya.
Paket investasi kemitraan mengalami perubahan. Saat ini, Esty membandrol paket kemitraan Rp 10 juta dari sebelumnya Rp 7,5 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra tetap sama, yaitu booth, perlengkapan jualan, pelatihan, standing banner, termasuk biaya royalti Rp 2 juta dan bahan baku awal 100 porsi.
Esty mengaku tidak melakukan inovasi produk. Menu yang dijual tetap sama, yakni es krim berbalut roti berbentuk segitiga atau bulat yang digoreng. Varian rasa tetap sama: cokelat, vanila, stroberi dan topping madu serta keju. Hanya harga produk naik dari Rp 3.500-Rp 15.000 menjadi Rp 3.500-18.000 per porsi.
Esty dulu menjanjikan, omzet mitra usaha bisa mencapai Rp 9 juta per bulan. "Rata-rata mitra bisa dapat omzet sekitar Rp 300.000-Rp 400.000 atau lebih per hari," kata esty.
Untuk menggenjot jumlah mitra, saat ini Esty rajin melakukan promosi di akun sosial media (sosmed) seperti facebook dan twitter. "Sebab, penambahan mitra datang dari sosmed dan web," ucap Esty.
Saat ini kendala yang dialami Esty adalah ketatnya kompetisi bisnis. Selain itu, tenaga kerja yang kerap keluar masuk. Meski begitu, Esty tetap menargetkan ke depannya bisa menggaet dua mitra baru setiap bulannya.
Es Krim Polariz
Usaha ini didirikan Metta Polaris September 2010 di Jakarta. Metta resmi menawarkan kemitraan akhir 2011. Saat diulas KONTAN pada Oktober 2014, Es Krim Polariz memiliki 50 gerai. Sebanyak 49 gerai milik mitra. Sisanya pusat. Kini, di 2015, gerai Es Krim Goreng Polariz bertambah jadi 61 unit. Dari jumlah itu 60 gerai milik mitra di Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, dan Solo, Jawa Tengah. Sisanya satu gerai milik pusat di Mangga Dua Square, Jakarta.
Serupa dengan kemitraan es krim lainnya, Metta juga menaikkan tarif paket investasi Es Krim Goreng Polariz. Saat ini, paket kemitraan Es Krim Goreng Polariz dibandrol Rp 14,5 juta dari sebelumnya Rp 12,5 juta. Pada paket yang baru ini, mitra sudah dilengkapi booth, peralatan usaha, dan bahan baku 260 liter serta panduan penyajian.