Persaingan Sengit Bisnis Es Krim yang Kian Menjamur
Semakin banyak pelaku usaha yang menekuni bisnis es krim. Bahkan, tawaran kemitraan bisnis es krim kian menjamur.
Editor: Hendra Gunawan
Harga es krim goreng Polariz juga naik, dari Rp 8.000 menjadi Rp 9.000 per porsi untuk semua varian. Varian rasa bertambah, dari sembilan jadi 10 rasa es krim yang ditambah varian rasa green tea.
Polariz tak mematok royalti fee dan franchise fee. "Mitra cukup sediakan tempat usaha dan karyawan," ujar Metta.
Kendati rajin promosi di media dan sosial media, Metta mengaku bisnisnya masih mengalami kendala. Salah satunya, mencari lokasi usaha strategis dan karyawan kurang loyalitas. "Banyak karyawan keluar masuk," ucapnya.
Meski begitu, ke depannya, Metta menargetkan bisa menjaring 100 mitra lagi hingga akhir tahun ini dan membuat varian rasa yang baru setiap 3-4 bulan sekali. Bagi mitra yang berminat bergabung, Metta menjanjikan omzet bisnis Rp 15 juta per bulan.
Pusat Harus Rajin Mengontrol Usaha Mitra
Ceruk pasar bisnis es krim di Indonesia masih terbuka lebar. Menurut Burang Riyadi, konsultan waralaba dari International Franchise Business Management (IFBM), modal bisnis es krim cukup terjangkau.
Hanya dengan modal sekitar Rp 20 juta, pelaku usaha sudah bisa membuka gerai es krim. Memproduksi es krim juga terbilang mudah. Dus, dengan modal terjangkau, pelaku usaha bisa cepat balik modal.
Hanya saja, kata Burang, pelaku usaha es krim harus pandai melakukan inovasi produk dan varian rasa. Cara ini untuk menjaga loyalitas pelanggan, sehingga eksistensi bisnis dan kemitraan es krim berjalan baik.
Selain itu, pelaku usaha yang baru terjun ke bisnis ini bisa bersaing dengan brand es krim yang sudah terkenal dan popular di masyarakat. “Pebisnis harus jeli mencari inovasi produk agar bisa bertahan seperti brand yang sudah terkenal,” kata Burang.
Hal lain yang harus diperhatikan pebisnis, terutama pihak pewaralaba adalah menjaga konsistensi usaha mitra. Menurut Burang, dengan bertambahnya mitra, franchisor harus lebih giat mempromosikan produk. Ini agar usaha mitra bisa bertahan lama.
Jika mitra yang usahanya baru bertahan selama setahun, pihak franchisor harus rajin memantau perkembangan bisnisnya. “Meskipun mitra sudah balik modal, pihak franchisor harus tetap memperhatikan kualitas produknya,” kata Burang.
Bukan cuma itu. Menurut Burang, pebisnis juga harus bisa mengurai kendala usaha yang dialaminya. Ini terutama soal tingginya turn over karyawan. Mulai dari menentukan gaji yang dibayar kepada karyawan hingga kepiawaiannya dalam membuat es krim.
Pemilik usaha harus peka melihat persoalan yang ada. Selain memberikan motivasi, pemilik usaha harus mengawasi dan mengoreksi kinerja karyawan. Jika kinerja karyawan baik, usaha juga bisa bertahan lama. (Izzatul Mazidah/Jane Aprilyani/Merlina M. Barbara/Rani Nossar)