Penjualan Semen Indonesia Cuma Naik 1 Persen
Permintaan semen turun seiring dengan penurunan ekspansi bisnis dan turunnya aktivitas pembangunan infrastruktur.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Industri semen menjadi salah satu industri yang langsung merasakan perlambatan ekonomi. Permintaan semen turun seiring dengan penurunan ekspansi bisnis dan turunnya aktivitas pembangunan infrastruktur.
Tengok saja kinerja penjualan produsen semen terbesar Indonesia, yakni PT Semen Indonesia Tbk yang kesulitan mengejar pertumbuhan penjualan semen tahun ini. Perusahaan semen pelat merah ini bahkan cuma memprediksi penjualan flat tahun ini, atau paling tidak tumbuh 1% ketimbang tahun 2014.
Sebagai gambaran, tahun lalu emiten berkode saham SMGR di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mencatat penjualan semen 28,8 juta ton. Adapun pencapaian penjualan Semen Indonesia pada periode Januari – September 2015 lalu baru mencatat penjualan sebanyak 18,6 juta ton.
Agar bisa menyamai penjualan tahun lalu, SMGR perlu mengejar penjualan semen sebanyak 10,2 juta ton lagi dalam periode waktu tiga bulan terakhir tahun 2015 ini.
Untuk mendapatkan penjualan agar bisa menyamai penjualan tahun lalu, Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia tidak memiliki strategi khusus. Ia bilang, mereka hanya berusaha mempertahankan mitra dagang yang sudah ada. "Target kami konsumen tetap memilih produk kami," kata Agung kepada KONTAN, Senin (26/10).
Agung menyatakan, industri semen semen bukanlah jenis usaha dimana bisa langsung membentuk market dengan mengeluarkan jurus pemasaran. "Karena kami bukan barang consumer goods yang bisa memberikan diskon agar pembeli datang berebutan," tutur Agung.
Walaupun penjualan tahun ini tak menggembirakan, namun Semen Indonesia tetap memperbesar cakupan bisnisnya. Baru-baru ini, Semen Indonesia telah berkongsi dengan PT Semen Kupang guna membangun pabrik semen di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pabrik semen bernama Semen Kupang Plant 3 ini ditargetkan memproduksi 1,5 juta ton semen per tahun. Saat ini, status pabrik semen yang akan menyasar pasar Indonesia Timur dan ekspor ke Timur Leste dan Australia ini masih dalam proses studi kelayakan dan perizinan.
Mengacu laporan keuangan Semen Indonesia di BEI, sampai semester I-2015, kontribusi penjualan terbesar Semen Indonesia berasal dari anak usahanya Semen Gresik, yang berkontribusi 50%. Kemudian penjualan dari Semen Padang 25%, dan 25% sisanya dari penjualan Semen Tonasa.
Dari sisi nilai, pendapatan Semen Indonesia sampai akhir Juni 2015 tercatat senilai Rp 12,6 triliun, turun 2% ketimbang penjualan pada periode yang sama tahun 2014 senilai Rp 12,9 triliun.
Pendapatan ini berasal dari penjualan semen senilai Rp 12 triliun, sisanya dari penjualan beton siap pakai, jasa penambangan, penjualan kantong semen, persewaan tanah kawasan industri dan lainnya. Adapun laba Semen Indonesia pada paruh pertama tahun ini tercatat Rp 2,3 triliun, turun 17% ketimbang laba pada periode yang sama tahun lalu Rp 2,7 triliun. (Mimi Silvi)